Bursa Shanghai 2 November Berakhir Lemah, Kuatir Donald Trump Akan Unggul Atas Clinton

Pada penutupan perdagangan bursa saham Tiongkok Rabu (02/11), indeks Shanghai berakhir turun 0,62 persen, atau 19,48 poin pada 3,102.97. Pelemahan indeks Shanghai tertekan meningkatnya kecemasan atas pemilihan Presiden AS.

Pasar global, yang telah memperlihatkan kesempatan yang jauh lebih tinggi dari kemenangan kandidat Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan Presiden AS pada 8 November, telah bergolak oleh jajak pendapat baru yang menunjukkan semakin ketatnya poin dengan kandidat Republik Donald Trump. Pasar menjadi khawatir terhadap Donald Trump bisa unggul di pemilihan Presiden AS nanti.

Sentimen bearish tumpah ke Tiongkok, menangkal optimisme yang berasal dari optimis survei aktivitas manufaktur Selasa, tapi penurunan itu lebih tenang karena kontrol modal yang ketat di negara itu.

Juga menambah tekanan adalah penawaran umum perdana (IPO) menadatang dari Bank of Shanghai, sebagai IPO terbesar tahun ini, yang datang pada kas akan semakin ketat dengan mendekatnya akhir tahun. bank berencana untuk meningkatkan hingga 10,7 miliar yuan ($ 1580000000).

Sebagian besar sektor melemah, dengan koreksi diperpanjang dalam saham infrastruktur dan saham industri menyeret pasar.

Saham penambang emas utama melonjak karena investor berbondong-bondong ke aset safe haven. Zhongjin Emas melonjak sebanyak 9,4 persen, sedangkan Zijin Mining Group naik 5,2 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya indeks Shanghai akan bergerak negatif dengan kewaspadaan investor terpicu ketidakpastian seputar pemilihan Presiden AS. Apalagi jika Donald Trump unggul dalam survey, maka akan semakin menekan bursa Shanghai.

Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center 
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*