Bursa Saham Asia Tunggu Data Ekonomi AS

INILAHCOM, Singapura – Pasar Asia berjuang pada hari Jumat (5/5/2017) karena para pedagang menunggu data nonfarm payroll AS akhir pekan ini dari AS dan turunnya harga komoditas di pasar AS.

Indeks ASX 200 turun 0,40% karena penurunan saham sumber daya. Namun coba diimbangi lonjakan 3,58% saham Macquarie setelah laba setahun penuh mengalahkan ekspektasi.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,26%. Sementara di bursa China, Shanghai Composite turun 0,33% dan Komposit Shenzhen kehilangan 0,19%.

Pasar di Jepang dan Korea Selatan ditutup untuk liburan Hari Anak-anak.

Saham sumber daya Australia memperpanjang kerugian. Saham Rio Tinto kehilangan 1,56%, Fortescue turun 1,41% dan BHP Billiton turun 2,45%.

Saham minyak juga melemah, dengan Santos turun 2,47 persen dan Woodside turun 2,13 persen.

Dalam perdagangan AS, komoditas terus mengalami penurunan baru-baru ini. “Komoditas merosot di seluruh papan karena pasar kehilangan kepercayaan dengan pengurangan pasokan minyak yang menurunkan persediaan. Pengetatan keuangan yang jelas di China memperburuk bearishness di pasar,” tulis hasil riset ANZ dalam sebuah catatan pada Jumat pagi, seperti mengutip cnbc.com.

Minyak terkoreksi saat perdagangan Kamis waktu AS. Penurunannya menyentuh posisi terendah lima bulan. Harga minyak AS jenisĀ  West West Intermediate (WTI) berjangka berakhir turun 4,8 persen pada US$45,52 per barel dan Brent berjangka turun 5 persen pada US$48,26 per barel.

Namun di perdagangan Asia, harga minyak naik sedikit, dengan harga minyak mentah jenis AS naik tipis 0,18 persen menjadi US$45,60 per barel dan Brent naik 0,21 persen pada US$48,48 per barel.

Seorang ekonom di National Australia Bank mengatakan pada Jumat pagi, bahwa harga minyak turun di bawah level sebelum OPEC menerapkan plafon produksi.

“Dalam kata-kata ABBA, tampaknya produksi minyak serpih A.S. menyajikan momen Waterloo untuk OPEC,” kata Strickland.

Data AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan stok minyak mentah turun 930.000 barel, dibandingkan dengan penurunan 2,3 juta barel yang diperkirakan sebelumnya. Jadi persediaan hanya 7 juta barel dari rekor tertinggi.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*