Bursa Hong Kong 2 Desember Ditutup Turun; Bulan November Merosot

Di akhir perdagangan bursa Hong Kong Jumat (02/12), indeks Hang Seng ditutup lemah -313,41 poin, atau -1,37 persen pada 22564.82. Saham-saham Hong Kong jatuh terendah dua minggu karena kecemasan investor atas referendum Italia akhir pekan ini dan data payroll AS malam nanti

Optimisme dibukanya link investasi Shenzhen-Hong Kong pada hari Senin mendatang gagal mengangkat indeks hari ini.

Merosotnya bursa Hong Kong di akhir pekan ini mengakumulasikan hasil negatif minggu ini. Indeks Hang Seng melemah -0,7 persen pekan ini.

Untuk bulan November ini bursa Hong Kong bukukan hasil negatif -0,52 persen, sebagian besar tergerus sentimen akhir pekan ini ditambah perlambatan pertumbuhan ekonomi, penguatan dollar AS, yang mengimbangi kenaikan terpicu penguatan bursa Wall Street yang mencapai rekor tertinggi.

Pada akhir perdagangan saham melemah di seluruh papan, dengan sektor teknologi dan jasa salah satu pemain terburuk.

Saham energi mengambil nafas setelah rally tajam didorong oleh kesepakatan minggu ini oleh Organisasi Negara Pengekspor Petroelum untuk memotong produksi.

Setelah lama ditunggu-tunggu, Shenzhen-Hong Kong Stock Connect akan diluncurkan pada hari Senin. Analis memperkirakan skema akan menguntungkan saham kapital kecil Hong Kong yang jauh lebih murah di sana daripada di Shenzhen.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng berjangka terpantau turun -36,00 poin atau -0,16 persen pada 22,539, turun dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 22,575.

Malam nanti akan dirilis data Non Farm Payrolls November AS yang diindikasikan meningkat dan Unemployment Rate Nove,ber AS yang diindikasikan stabil. Jika hasil ini terealisir akan menguatkan bursa Wall Street.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Hang Seng berpotensi menguat dengan penguatan bursa Wall Street dan optimisme pembukaan Shenzhen-Hong Kong Stock Connect.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*