Bursa Global akan Respon Hasil Referendum Italia

INILAHCOM, New York – Perkembangan hasil referendum Italia akan memberikan tembakan untuk pasar global pada pekan depan.

Apalagi reli dengan Trump Effect telah mulai menunjukkan tanda-tanda keleleahan. Investor telah memanfaatkan insyarat kebijakan dan rencana Trump untuk merefleksikan di pasar dolar AS, pasar obligasi dan pasar saham.

Beberapa data dan laporan ekonomi seperti data perdagangan dan sentimen pasar juga telah menopang penguatan bursa saham global. Tetapi pekan depan, semua perhatian tertuju pada referendum konsitusi Italia pada akhir pekan ini. Publik akan melihat dampak referendum tersebut apakan akan seperti Brexit.

“Terutama jika fokus bergeser ke Eropa. Kita perkirakan Tump Effect akan berhenti. Soal suku bunga sudah berpotensi naik dengan kemungkinannya hingga 70 basis poin. Reli bisa sangat baik untk pekan depan,” kata analis derivatif di UBS, Julian Emanuel seperti mengutip cnbc.com.
hari terakhir.

Emanuel mengakui referendum Italia sangat Eurocetric. Investor mulai mengahilkan perhatian mereka ke ketidakpastian di sekitar reli bursa AS yang mulai melambat dalam beberapa hari ke depan.

Indeks S&P 500 turun hampir satu tahun ke 2.191 dalam seminggu terakhir. Penurunan mingguan pertama dalam enam pekan terakhir. Hasil Treasury lebih tinggi sedikit.
 
“Kita harus melihat bagaimana referendum berjalan dan bagaimana pasar Italia merespon, apakah tidak ada lompatan besar dalam persepsi risiko diantara nama-nama perusahaan keuangan besar di Italia,” kata analis di Wells Fargo, Boris Rjavinksi.

Italia menjadi salah satu dari sejumlah negara Eropa di mana para pemilih dalam beberapa bulan mendatang bisa mendukung tema nasionalis dan gerakan polulis. Kaitannya dengan memenangan Brexit di Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa. Sedangkan Austria juga melakukan pemilu di hari Minggu ini dan salah satu calon presiden dari sayap kanan telah mempin dalam jajak pendapat.

Referendum Italia memang bukan pemilu. Tetapi dapat mengubah arah politik. Sebab dapat membesar menjadi mosi tidak percaya terhadap PM Italia, Matteo Renzi. Dia adalah seorang reformis yang mengusulkan reformasi konstitusi yang akan mengbuah struktur pemerintahan dengan mengurangi ukuran dan makeup dari senat.

Saat ini sistem di Italia harus melewati dua senat besar dan majelis rendah. Ini telah mengakibatkan program ekonomi mengalami kemacetan bertahun-tahun. Renzi akan mundur bila hasilnya menolak reformasi birokrasi yang diusulkannya.

Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi penurunan kinerja perbankan negeri tersebut. Selisih bunga obligasi Italia sangat lebar.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*