Bursa Eropa Khawatirkan Perlambatan Ekonomi

INILAHCOM, London  – Pasar saham zona euro berakhir turun pada Rabu (8/6/2016), akibat kekhawatiran tentang pertumbuhan yang lambat melebihi dampak langkah-langkah radikal stimulus baru ECB yang bertujuan meningkatkan ekonomi kawasan itu.

Bank Dunia memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi global pada Selasa, mengatakan negara-negara maju “rebound” lebih lambat daripada yang diperkirakan dan bahwa harga-harga komoditas rendah terus merugikan negara-negara lain.

Data resmi sementara yang dirilis pada Rabu menunjukkan bahwa impor Tiongkok menurun pada Mei, meskipun pada laju paling lambat dalam 19 bulan, sebuah tanda kemungkinan permintaan domestik di ekonomi terbesar kedua di dunia itu sedang dalam pemulihan.

Negara Asia itu pendorong utama pertumbuhan dunia dan permintaannya untuk komoditas-komoditas memiliki implikasi besar untuk negara-negara yang kaya sumber daya mulai dari Australia hingga Nigeria.

Indeks saham DAX-30 di Frankfurt turun 0,7 persen dan indeks CAC-40 di Paris turun 0,6 persen. Di luar zona euro, indeks FTSE 100 di London naik 0,3 persen.

Bank Sentral Eropa (ECB) melangkah ke wilayah yang belum dipetakan pada Rabu, ketika bank mulai membeli obligasi-obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, dalam upaya untuk meningkatkan inflasi zona euro.

Harapannya adalah bahwa perusahaan-perusahaan akan menggunakan uang itu untuk berinvestasi, sehingga merangsang pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja dan membantu mendongkrak harga-harga.

Pertumbuhan lambat zona euro telah melihat inflasi bergeser ke wilayah negatif, mengancam spiral penurunan berbahaya pada harga dan upah.

“Pasar Eropa tampaknya masih khawatir tentang kesehatan ekonomi global,” kata analis pasar Yoav Nizard dan broker mata uang FXCM.

“Kenaikan harga minyak tidak berhasil menghentikan kontraksi impor dan ekspor Tiongkok pada Mei atau kerapuhan pasar pekerjaan AS yang telah dilemparkan ke dalam keraguan kalender Federal Reserve untuk memperketat kebijakan moneternya,” tambahnya.

Data pekerjaan Mei yang mengecewakan pekan lalu, membalikkan ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Juni atau Juli, menyebabkan anjloknya dolar, yang berlanjut pada Rabu.

Pound sterling, yang telah datang di bawah tekanan di perdagangan yang bergejolak menjelang referendum 23 Juni tentang keanggotaan Inggris di Uni Eropa, sementara memenangkan dukungan dari data manufaktur Inggris yang secara tak terduga menguat, kata para pedagang.

Pasar saham Asia menyimpang pada Rabu setelah mendapat dukungan positif dari Wall Street dan karena Beijing mengatakan bahwa bulan lalu impor Tiongkok menurun hanya 0,4 persen dalam dolar AS, tingkat terlambat sejak Oktober 2014.

Sementara itu Bank Dunia mengeluarkan prospek suram tentang ekonomi global, memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan 2016 menjadi 2,4 persen tahun ini, laju lesu yang sama tahun lalu dan jauh lebih lambat dibandingkan dengan 2,9 persen yang diperirakan pada Januari.

Bank Dunia mengutip “rebound” yang lebih lambat dari perkiraan di negara-negara maju, yang kembali menahan negara-negara maju, dengan perdagangan dan investasi dunia tertekan.

Bank menambahkan bahwa ada keraguan pelonggaran moneter yang agresif di negara-negara maju, dengan suku bunga negatif di beberapa negara, telah meningkatkan kegiatan ekonomi sebagaimana dimaksud.

Saham-saham AS terdorong lebih tinggi pada Rabu, terangkat oleh keuntungan di saham-saham terkait minyak bumi, karena minyak mencapai tertinggi baru 2016, dengan Dow menambahkan 0,4 persen pada awal perdagangan, naik di atas tingkat psikologis 18.000 poin.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*