Bursa Asia Pilih Bergerak Variatif

INILAHCOM, Singapura – Bursa saham Asia bergerak variatif pada awal perdagangan Senin (19/12/2016). Investor mencerna defisit anggaran pemerintah Australia dengan rating AAA dari S&P Global.

Bursa ASX naik 0,6 persen meskipun defisit anggara senilai 36,5 miliar dolar Australia atau senilai US$26,6 miliar untuk tahun fiskal per 30 Juni 2016. Untuk PDB tahun 2017 sebesar 2,1 persen. Angka ini lebih rendah dari prediksi awal di 37,1 miliar dolar Australia dengan 2,2 persen PDB.

Sementara untuk indeks Nikkei di Tokyo turun 0,4 persen dengan penguatan yang terjadi pada yen Jepang. Pada bulan November, ekspor Jepang turun 0,4 persen dari tahun 2015. Dalam jajak pendapatan ekspor diprediksi turun 2 persen seiring pelemahan yen.

Untuk impor turun 8,8 persen dari perkiraan awal turun 12,6 persen. Sedangkan untuk surplus perdagangan mengecil sebesar 154 miliar yen atau senilai US$1,3 miliar. Prediksi awal surplus sebesar 227 miliar yen.

Indeks Shanghai turun 0,08 persen, indeks Kospi naik tipis 0,04% dan indeks Hang Seng turun 0,6%.

Sebuah kapal perang Cina menyita AS drone bawah air di Laut Cina Selatan pada akhir pekan lalu. Inside  yang memicu protes diplomatik formal dan permintaan untuk pengembalian drone tersebut. Namun pemerintah China akhirnya setuju mengembalikan pesawat tak berawak milik AS. Keputusan ini sedikit memberikan sentimen positif ke bursa Asia.

“Kejadian ini adalah pengingat pasar terhadap potensi ketegangan geopolitik yang menjadi premi risiko pemerintahan Trump,” kata analis CMC Markets, Ric Spooner seperti mengutip cnbc.com.

Di pasar mata uang yang lebih luas, dolar merosot ke 102,62 terhadap mata uang lainnya. Indeks yen diperdagangkan pada 117,46. sementara dolar Australia berada di US$0,7306 setelah pengumuman anggaran nasional.

Harga minyak lebih tinggi selama perdagangan Asia. Minyak mentah AS naik 0,87 persen menjadi US$ 52,35 per barel sementara patokan global Brent berjangka diperdagangkan naik 0,8 persen menjadi US$ 55,65.

Kenaikan harga minyak mendapat dukungan dari prediksi Goldman Sachs tentang harga minyak akan naik di tahun 2017. Produsen minyak mulai menunjukkan tanda untuk menjaga pasokan minyak sesuai dengan kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak mentah.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*