Buntut Anjloknya Harga Minyak, Properti Perkantoran di DKI Ikut Terpukul

Jakarta -Penurunan harga minyak dunia juga berdampak pada pasar properti di Indonesia. Misalnya penjualan dan sewa kantor di kawasan perkantoran seperti TB Simatupang dan Sudirman Jakarta ikut mengalami penurunan.

Associate Director Collier International, Ferry Salanto menjelaskan lesunya pertumbuhan ekonomi, pasar sektor properti pun mengalami penurunan. Ia mengatakan harga properti cenderung stagnan atau hanya naik melambat.

“Yang pasti sekarang developer bisa negosiasi harganya lebih fleksibel, harganya tetap,” kata Ferry ditemui di Intiland Tower, Jakarta, Selasa (5/5/2015).

Ferry menuturkan selain harga minyak, perlambatan ekonomi juga mempengaruhi pasar properti. Selain properti perkantoran, segmen residensial (hunian) di Jakarta mengalami penurunan.

Ia menjelaskan, hal tersebut terjadi karena banyak perusahaan-perusahaan minyak, yang menunda ekspansinya di Indonesia. Kondisi ini secara langsung berdampak pada kebutuhan ruang perkantoran termasuk segmen sewa.

“Karena harga minyak dunia turun itu, perusahaan-perusahaan minyak itu jadi kurang ekspansif. Penjualan office turun dan residensial juga, karena banyak ekspatriat kan,” katanya.

Ferry menuturkan, di kawasan CBD gedung perkantoran sewa grade A, tingkat huniannya turun menjadi 90% di tahun ini, sebelumnya di tahun 2014 mencapai 96%. Hal ini juga berdampak pada harga sewa perkantoran yang turun.

“Kalau harga sewa grade A dalam dolar turun 12%, QoQ,” tutupnya

Sejak Juni 2014 hingga kini, harga minyak dunia turun sekitar 50%. Harga minyak pada pertengahan 2014 tercatat di kisaran US$ 107/barel, dan kini sekitar lebih US$ 60/barel.

(zul/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*