Bunga The Fed Naik, Dirut BRI: BI Rate Tetap Saja

Jakarta -Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akhirnya mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 0,25% menjadi 0,50%. Berbeda dari perkiraan, ternyata kalangan pelaku pasar keuangan menyambut positif hal tersebut sebagai sinyal perbaikan perekonomian global.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Asmawi Syam menilai keputusan tersebut sudah diantisipasi lebih awal oleh otoritas fiskal dan moneter dan sektor perbankan. Maka ketika terealisasi, semua pihak sudah sangat siap.

“Kenaikan rate hari ini saya kira kita kan sudah mengantisipasi sudah lama, mau naik mau nggak, tapi kan sudah diantisipasi, dan sekarang sudah even terjadi ya sudah, artinya kita sudah siap,” ungkapnya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamias (17/12/2015).

Rencana The Fed sudah ditangkap sejak 2013, ketika AS menghentikan kebijakan moneter quantitative easing (qe). Ini sangat besar pengaruhnya terhadap negara berkembang termasuk Indonesia. Sehingga langkah antisipasi disiapkan dengan matang.

“Ya tentunya terkait perbankan terkait dengan DPK kita kan tidak akan terpengaruh banyak,” terangnya.

Dengan demikian, menurut Asmawi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga tidak perlu dinaikkan. Level 7,5% sudah cukup tepat dengan kondisi perekonomian sekarang.

“Bagi perbankan kan bagaimana kebijakan BI rate-nya saja, kita kalau menurut saya sih tetap saja kaya sekarang. Karena persiapan sudah kita lakukan,” tegas Asmawi.

Walupun tentunya BI sudah memiliki kajian yang cukup komperhensif pasca keputusan The Fed. Ada juga kemungkinan suku bunga acuan BI diturunkan.

“Mereka pasti melakukan kajian-kajian bagaimana kondisi likuiditas kita, pemerintah bagaimana, dalam 2016 infrastruktur kita mau seperti apa, kemudian bagaimana persiapan kita dengan pasar global dan sebagainya,” papar Asmawi.

(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*