Bunga The Fed naik, dana asing hengkang

JAKARTA. Para pemodal asing masih menjauhi pasar saham domestik. Lebih dari dua pekan perdagangan di awal tahun ini, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell). Aksi net sell asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai Rp 3,41 triliun.

Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar Rp 2,5 triliun.

Pada perdagangan Selasa (19/1), dana asing kembali keluar dari pasar modal sebesar Rp 335,79 miliar. Namun, IHSG sanggup bergerak di zona hijau atau naik 0,2% ke level 4.491,73.

Sudah sejak 2013 lalu, stok dana asing di pasar modal menipis. Para analis memprediksi, net sell investor asing akan terus terjadi. Meski masih ada optimisme terhadap pemulihan ekonomi, ada beberapa sentimen global yang tak dapat diremehkan dan bisa membuat pasar modal tahun ini bergerak volatil.

Taye Shim, Kepala Riset KDB Daewoo Securities Indonesia, menilai, saat ini ada tiga risiko global yang menjadi momok bagi emerging market.

Pertama, pelambatan ekonomi Tiongkok. China yang kini berkontribusi 15% dari GDP global kembali memunculkan kecemasan. Bahkan, Bank Dunia sudah merevisi turun pertumbuhan ekonomi gobal tahun ini dari 3,3% menjadi 2,9%.

Kedua, penurunan harga komoditas. Suplai dan permintaan minyak yang tak seimbang menyebabkan harga komoditas energi ini terus turun dan berdampak negatif ke pertumbuhan global.

Ketiga, penguatan dollar AS. Indeks dollar AS telah tumbuh 9,3% pada tahun lalu. Hal ini membuat ekspektasi adanya peningkatan suku bunga yang lebih tinggi. “Ketiga faktor itu kerap menjadi penyebab menurunnya indeks.

Kini ketiga ‘teman lama’ itu kembali lagi membayangi pasar,” ujar Taye di Jakarta, Selasa (19/1). Menurut Taye, capital outflow masih akan terjadi karena The Federal Reserve (The Fed) masih berencana mengerek suku bunga acuan.

Dia memperkirakan, ada potensi kenaikan Fed Rate sekitar 50 basis poin (bps). Sehingga, selisih suku bunga Indonesia dan The Fed semakin dekat. “Karena investor asing merasa tak terlalu banyak insentif yang didapat dari pasar modal kita, masih akan ada penjualan secara bertahap dari investor asing,” ujar dia.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai, tekanan jual investor asing memang ada, namun tak besar. Saat ini, investor domestik pun masih aktif masuk pasar.

“Rata-rata penjualan bersih investor asing sekitar Rp 400 miliar per hari, masih tidak terlalu besar, namun bisa berlanjut,” imbuh dia. Di awal perdagangan tahun ini, investor asing mencatatkan net buy.

Namun, sentimen global membuat asing kembali menjauh. Satrio bilang, dana asing akan kembali masuk jika rilis ekonomi global sudah usai. Untungnya, dari dalam negeri, masih ada optimisme terhadap rilis makro.

Sehingga, ada baiknya investor tetap melakukan strategi beli saat indeks saham turun.

Christian Saourtua, analis Minna Padi Investama, mengungkapkan, investor asing melakukan preservation of capital guna mengurangi risiko rugi dalam portofolionya. “Asing mencari safe haven atau instrumen lain yang lebih defensif terhadap pelemahan ekonomi. Yen dan emas adalah targetnya,” jelas Christian.

Dia memprediksi net sell asing terus berlanjut hingga saham undervalue. “Risiko yang mereka tanggung akan lebih rendah saat undervalue,” tutur Christian.

Meski investor asing banyak keluar dari pasar modal, IHSG sepanjang tahun ini menunjukkan kinerja lebih positif dibandingkan bursa regional. Dalam keadaan volatil, Taye menilai, investor harus cerdas memilih investasi.

“Lihatlah fundamentalnya, bukan sektoralnya,” ungkap dia. Taye merekomendasikan Garuda Indonesia (GIAA) dengan target harga Rp 300–Rp 360, Bank Tabungan Negara (BBTN) dengan target harga Rp 1.350–Rp 1.450 dan Soechi Lines (SOCI) dengan target Rp 455–Rp 555 per saham.

Sementara Christian menilai sektor pertanian yang menjual CPO menarik karena harganya akan terus naik. Di sektor infrastruktur, emiten yang bekerjasama dengan proyek pemerintah bisa dilirik. Sementara Satrio masih fokus pada emiten konstruksi seperti ADHI, WSKT dan WIKA.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*