Selasa, 15 Desember 2015 | 18:05 WIB
Ilustrasi mata uang rupiah . REUTERS/Beawiharta
TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik mencatatat, pada November 2015, mata uang rupiah terdepresiasi 0,63 persen terhadap dolar Amerika. Kepala BPS Suryamin mengatakan level terendah depresiasi terjadi pada minggu ketiga dan keempat November.
“Banyak pengembalian utang dan uang yang harus dipenuhi di akhir tahun sehingga kebutuhan mata uang asing meningkat khususnya dolar,” kata Suryamin di Kantor BPS Jakarta, Selasa, 15 Desember 2015.
Selain itu, Suryami berujar, rupiah juga terdepresiasi terhadap dolar Australia dengan level terendah pada minggu keempat November 2015. Depresiasi rupiah terhadap dolar Australia mencapai Rp 9.895,73 per dolar Australia.
Berbeda dengan dolar, rupiah mengalami apresiasi terhadap mata uang Yen dan Euro. Rupiah terapresiasi 0,62 persen terhadap yen Jepang yang terjadi pada minggu kedua November. Mencapai Rp 110,27 per yen Jepang. Apresiasi rupiah juga terjadi terhadap mata uang euro pada minggu keempat November mencapai Rp 14.584,78 per euro.
Suryamin mengatakan bahwa hal ini akan berubah pada musim liburan mendatang dan juga kebutuhan valuta asing. “Musim liburan permintaan valas juga akan meningkat dan kebutuhan melonjak.”
ARKHELAUS W
—
Distribusi: Tempo.co News Site
Speak Your Mind