BI: Devaluasi Yuan Tak Pengaruhi Rupiah

INILAHCOM, Jakarta – Bank Indonesia meyakini pelemahan kurs rupiah dalam beberapa pekan ini, segera berakhir.

Kata Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, gejolak yang terjadi di mata uang Garuda hanyalah sementara. “Kami melihat bahwa saat ini rupiah ‘undervalued” (di bawah nilai fundamentalnya) dan dari dalam negeri sendiri saat ini kami memandang rupiah sudah cukup kompetitif terhadap ekspor manufaktur dan mampu mendorong turis masuk ke Indonesia,” kata Mirza Adityaswara di Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Perkembangan nilai tukar rupiah, kata Mirza juga dipengaruhi oleh pembayaran utang serta deviden yang bersamaan di triwulan III-2015. “Bank Indonesia akan selalu memonitor perkembangan Rupiah dan terus menerus di pasar untuk menjaga volatilitas rupiah,” kata Mirza.

Terkait devaluasi yuan terhadap dolar AS yang dikeluarkan bank sentral Tiongkok, menurut Mirza hal yang biasa. Tidak akan banyak berepengaruh terhadap rupiah.

“Hal itu dilakukan pemerintah Tiongkok untuk mengurangi pelarian modal, serta meningkatkan daya saing Yuan. Tentu saja untuk mendorong ekspor dan melindungi investor dalam negeri,” kata Mirza.

“Alhasil, mata uang Jepang, Korea, dan Eropa, yang merupakan pesaing dagang utama Tiongkok, terdepresiasi cukup besar,” tutup Mirza.

Untuk rupiah, kata Mirza, pengaruhnya boleh di bilang tak ada. Berbeda dengan dolar AS, hampir seluruh mata uang global melemah terhadapnya.

“Pengaruh kebijakan di Tiongkok terhadap rupiah, tidak sebesar pengaruh yang terjadi pada Singapura dollar, Korean won, Taiwan dollar dan Thai bath,” ujar Mirza. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*