BI: Antisipasi The Fed, Indonesia Harus Tingkatkan Daya Saing

Jumat, 21 Maret 2014, 00:41 WIB

AP/Richard Drew

Layar TV di lantai Bursa New York, berisi pengumuman kebijakan Bank sentral AS atau The Federal Reserve (Fed) pada Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan akan menaikan suku bunga enam bulan setelah stimulus moneter berakhir. Stimulus moneter diperkirakan akan berakhir pada akhir tahun 2014. Bank Indonesia (BI) menyatakan, Indonesia membutuhkan langkah antisipatif untuk menghadapi hal tersebut.

“Ini (kenaikan suku bunga) mesti kita antisipasi karena kalau negara maju ekonominya membaik akan terjadi movement of capital ke negara maju,” ujar Gubernur BI Agus Martowardojo, Kamis (20/3). Suku bunga AS atau the Fed Rate diperkirakan akan menjadi 1 persen pada akhir 2015 dan menjadi 2,5 persen pada akhir 2016.

Menurut Agus, langkah yang harus dilakukan negara berkembang untuk mencegah larinya modal asing adalah dengan memiliki daya saing. “Kalau punya daya saing, dana dari dunia akan masuk,” ujar Agus. Selain itu, Indonesia juga dinilai harus menjalankan reformasi struktural sehingga Indonesia menjadi negara tujuan investasi.

Reporter : Satya Festiani
Redaktur : Julkifli Marbun

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?((QS Ar Rahman))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*