Berharap Sentimen Positif dari Pertumbuhan Ekonomi

INILAHCOM, Jakarta Pelaku pasar di bursa saham dinilai sedang mengharapkan sentimen positif dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis awal Mei 2015. Seperti apa?

Kepada INILAHCOM, Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan hal itu.

Pada perdagangan Jumat (24/4/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,854 poin (0,02%) ke posisi 5.435,355.

Sepanjang perdagangan Jumat, indeks mencapai level tertingginya 5.464,341 atau menguat 28,132 poin dan mencapai level terendahnya 5.424,764 atau turun 11,445 poin. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Mengakhiri pekan lalu, IHSG terkoreksi tipis di bawah 1 Poin, apa yang terjadi?

Laju IHSG Jumat (24/4/2015) memang membuat semua pelaku pasar saham mual karena laju bursa saham regional juga naik turun tidak jelas. IHSG juga begitu.

Padahal, Jumat ini banyak rilisan kinerja emiten untuk kuartal I-2015 yang kelihatannya kurang begitu bagus. PT Bank Mandiri (BMRI) juga sudah merilis kinerjanya. Yang jelas, PT Astra Agro Lestari (AALI), laba bersihnya jatuh lebih dari 50%. Mungkin turun hingga 70%.

Apa artinya penurunan tipis IHSG?

Secara teknikal, penutupan IHSG di 5.435 memang masih di atas support 5.425. Dari sisi tren, IHSG juga masih naik. Hanya saja, pasar agak khawatir. Sebab, IHSG sedang pullback ke bawah. Artinya, terjadi tren turun jangka pendek dalam tren naik jangka panjang.

Dikhawatirkan IHSG membentuk tren turun yang baru lagi. Target penurunan jangka pendek adalah support berikutnya di 5.350. Meski begitu, dalam sepekan ke depan, support pertama IHSG tetap di 5.425.

Bagaimana jika support tersebut justru ditembus?

Hanya saja, jika support tersebut ditembus, saya khawatir IHSG turun ke support 5.350 di awal-awal pekan. Jika support 5.425 bertahan, resistance pertama berada di angka 5.450-5.460. Di atas resistance ini, ya 5.500. Hanya saja, saya belum melihat kea rah 5.500. Dalam sepekan ke depan, IHSG cenderung mengarah ke arah support kelihatannya.

Soal adagium “sell on May and Go Away”, apa pandangan Anda?

Adagium “sell on May and go away” jika itu terjadi saya justru cenderung membeli saham di harga bawah alias buy on dips. Tapi, saya masih berharap adanya sentimen positif dari angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi, kita lihat nanti seperti apa.

Artinya, koreksi saat ini pun bukan berarti bahwa pasar sudah mengantisipasi bulan Mei tersebut. Yang dikhawatirkan memang jika data Produk Domestik Bruto (PDB) itu ternyata negatif. Jika ini yang terjadi, berarti Jokowi tidak punya apa-apalagi selain bahwa dia tidak korupsi, sehingga kepercayaan pasar rontok.

Apakah tidak korupsinya Jokowi cukup untuk mempertahankan kekuasaannya, kita juga belum tahu. Kita lihat saja nanti. Sebab, semua orang tahu lawan terbesar dari Jokowi adalah dari dalam dirinya sendiri. Orang sedang khawatir dengan diri Jokowi dan kelanggengan kekuasaannya.

Jika terjadi “Sell on May and go away” saya cenderung buy on dips kecuali jika rilisan PDB ternyata mengecewakan. Kecewa pertumbuhan ekonomi, ya sudahlah selesai.

Apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?

Dalam situasi ini, saya sarankan pelaku pasar mengambil posisi trading pendek sambil menunggu rilis kinerja keuangan emiten untuk kuartal I-2015. Jika kinerja emiten ternyata tidak terlalu bagus, sepertinya kita memang harus melihat IHSG konsolidasi terlebih dahulu, paling tidak.

Saham-saham pilihan Anda?

Sejauh ini saya belum punya saham pilihan. Posisi bagus memang dari sisi harga minyak mentah dunia yang mau menguat. Tapi, harus kita lihat lagi karena arahnya belum pasti juga. Jadi, secara umum, saham-saham belum ada yang menarik.

Kalaupun IHSG turun ke 5.350, harga-harga saham masih akan cenderung turun. Jadi, saran saya wait and see saja dulu. Artinya, jika IHSG ke support tersebut, saham-saham belum berarti murah sehingga belum layak juga untuk dibeli. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*