Bagaimana Wall Street Antipasi Pilpres AS

INILAHCOM, New York – Ajang pilpres di AS memberikan ketidakpastian bagi bursa saham Wall Street. Bagaimana antisipasi yang dapat dilakukan investor?

Pilpres yang menjadi pertarungan Hillary Clinton yang merupakan capres dari Partai Demokrat berebut simpati warga AS dengan Donald Trump, capres dari Partai Republik, mendekati tanggal pemilihan pada 8 November memunculkan situasi ketidakpastian.

Hillary menghadapi pemeriksaan email oleh FBI. Donald Trump menghadapi dugaan kecurangan dan pelecehan seksual. Hal ini menurunkan dukungan terhadap kedua capres tersebut. Bursa saham pun merespon negatif perkembangan ini.

Kondisi ini pernah terjadi pada pilpres AS tahun 2000, saat Bush dari Partai Republik menghadapi Al Gore dari Partai Demokrat. Pilpres saat itu baru diputuskan pada pertengahan Desember yang harus diputuskan DPR atau setelah ada intervensi dari Kongres. Piplres tersebut menjadi salah satu pilpres terkacau dalam sejarah AS.

Saat itu indeks S&P 500 turun 8,4 persen antara 7 November saat pemungutan suara dan 15 Desember setelah keputusan Mahkamah Agung mengakhiri perhitungan ulang. Bush memenangkan pilpres dengan Gore kebobolan suara.

Saat ini dukungan terhadap kedua capres menurun drastis. Pendukung kedua capres juga sudah antipati dengan Clinton dan Trump. Trump harus meyakinkan bila meraih kemenangan diperoleh tanpa kecurangan. Ini untuk mengantisipasi potensi kerusuhan sipil.

Dalam kondisi saat ini, masih ada yang dapat dilakukan investor. Kepala Strategi pasar modal di United Wealth Management, John Conlon menyarankan untuk mengubah struktur portofolio dengan prediksi situasi yang akan terjadi setelah pilpres,

Salah satu langkahnya dengan memegang uang untuk mengambil keutnungan dari setiap aksi jual yang terjadi saat perdagangan. Jika Clinton memang, Conlon mengatakan untuk jangka panjang dengan catatan politik dua dapat untuk mempertahankan portofolio investasi terhadap perusahaan yang masih memberikan pertumbuhan.

Bila Trump meraih kemenangan maka berpotensi memperpanjang ketidakpastian sehingga memungkinkan untuk membuat portofolio lebih defensif dengan fokus untuk neraca perusahaan yang lebih kuat. Memilih perusahaan yang menghasilkan banyak arus kas dan pembayaran dividen.

Dalam sepekan terakhir, persiapan pilpres AS telah menjadi sentimen negatif bagi wall street dan bursa saham global. Pada pekan ini, bursa saham AS berakhir negatif

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 42,39 poin atau 0,24 persen menjadi ditutup pada 17.888,28. Indeks S&P 500 kehilangan 3,48 poin atau 0,17 persen menjadi berakhir di 2.085,18, dan indeks komposit Nasdaq berkurang 12,04 poin atau 0,24 persen menjadi 5.046,37.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*