Aussie melemah terpapar spekulasi putusan The Fed

Aussie melemah terpapar spekulasi putusan The Fed

JAKARTA. Nilai tukar mata uang Australia atau Aussie kembali melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya. Pelemahan aussie dipicu oleh penguatan dollar Amerika Serikat (AS) menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

Di pasar Spot pada Rabu (29/1), sampai pukul 18.00WIB, pasangan AUD/JPY melemah 0,13% menjadi 0,8768 dan AUD/JPY melemah 0,34% menjadi 90,0660. Sedangkan pasangan EUR/AUD menguat 0,13% menjadi 1,5594.

Para analis memprediksi, The Fed akan kembali mengurangi stimulus moneternya sebesar US$ 10 milliar dalam setiap pertemuan rapat FOMC. Program pengurangan stimulus ini kemungkinan akan berakhir pada tahun ini.

Strategis mata uang Westpac Banking Corp di Sydney, Sean Callow mengatakan, berapapun jumlah pengurangan stimulus di luar dari US$ 10 milliar setiap bulannya akan menjadi suprise yang besar. Biar begitu, dollar AS masih dalam posisi yang bagus.

Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian mengatakan, rally mata uang komoditas seperti aussie setelah ada respons yang positif dari kenaikan suku bunga oleh bank sentral Turki ternyata tidak bertahan lama karena adanya rapat FOMC yang akan memutuskan mengenai pemangkasan stimulus moneter.

“Investor skeptis terhadap nilai mata uang komoditas setelah bank sentral Turki menaikan suku bunga. The Fed akan melanjutkan tapering, sehingga dollar menguat yang akhirnya membuat aussie melemah,” kata Christian.

Pelemahan ausssie pun memicu pasangan mata uang euro menguat terhadap aussie. Data dari CB Leading Index Australia turun menjadi 0,2% dari 0,5% dari bulan sebelumnya. Sedangkan data dariĀ  Eropa, seperti iklim konsumen Jerman naik pada bulan ini sebesar 8,2 dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 7,7. Sehingga pelemahan aussie terjadi karena adanya perbedaan data ekonomi.

Sedangkan terhadap ekspektasi keputusan The Fed, Christian mengatakan, euro juga berpotensi untuk melemah. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan aussie, euro masih cukup kuat.” RBA masih berpotensi memangkas suku bunganya karena beberapa pernyataan sebelumnya memberikan sinyal lebih kuat untuk dipangkas lebih lanjut. Sedangkan ECB belum ada sinyal pelonggaran stimulus,” kata Christian.

Editor: Asnil Bambani Amri


Sumber: http://rss.kontan.co.id/v2/investasi

Speak Your Mind

*

*