Aura Negatif Fed Rate, IHSG Kalah Satu Persen

INILAHCOM, Jakarta–Dalam sepekan terakhir, indeks saham domestik mencatatkan kinerja negatif seiring sentimen negatif dari rencana kenaikan suku bunga the Fed. Kondisi itu diperparah dengan pelemahan nilai tukar rupiah.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 49,83 poin (1,04%) ke posisi 4.711,88 pada pekan yang berakhir Jumat (20/5/2016) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 4.761,71 per Jumat (13/5/2016).

“Laju IHSG masih melanjutkan pelemahan di pekan kemarin. Tampaknya harapan akan adanya kenaikan belum dapat diwujudkan di mana laju IHSG masih cenderung melanjutkan pergerakan negatifnya,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (22/5/2016).

Pada laju bursa saham global sebelumnya, lanjut Reza, bursa saham Eropa mampu berada di zona hijau. Akan tetapi, kondisi berbeda dialami laju bursa saham AS di mana saham-saham peritel, bank dan energi berada di antara yang menderita penurunan terbesar pada Jumat (13/5/2016). “Akibatnya, bursa saham AS menutup pekan perdagangan dengan penurunan tajam,” tandas dia.

Laju IHSG pun terimbas pelemahan bursa saham global meski dari sisi laju bursa saham Asia cenderung berada di teritori positif. “Sementara itu, dari dalam negeri kembali melemahnya laju rupiah seiring dengan penurunan ekspor dan impor Indonesia turut menekan laju IHSG sehingga IHSG bergerak mendatar di mana menghabiskan waktunya lebih banyak di teritori negatif,” papar Reza.

Laju IHSG masih berada di zona merah seiring belum adanya mood pelaku pasar untuk kembali masuk. “Masih menguatnya laju harga minyak mentah dunia seiring masih adanya penutupan di beberapa kilang minyak dan penilaian positif dari beberapa pengamat memberikan imbas positif pada laju harga saham-saham energi dan berimbas positif juga pada bursa saham AS,” ucapnya.

Laju IHSG mampu berakhir di zona hijau di tengah laju bursa saham global dan regional yang cenderung berada di teritori negatif. “Pelaku pasar mencoba memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk masuk secara bertahap,” ungkap dia.

Pergerakan yang demikian tersebut disebabkan pelaku pelaku pasar juga menantikan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia  terkait perkiraan akan dirilisnya BI rate sekalian dengan rilis notulen the Federal Open Market Committee (FOMC) untuk memperkirakan naik tidaknya suku bunga Fed rate. Di sisi lain, laju pasar juga terhambat dengan kembali melemahnya laju Rupiah.

Pascapenutupan di zona hijau sebelumnya, laju IHSG kembali terkapar seiring dengan maraknya aksi jual. “Tampaknya penantian pelaku pasar terhadap rilis RDG BI yang telah dirilis sore harinya setelah penutupan kurang dapat memberikan sentimen positif,” ucapnya.

Ditambah dengan kondisi bursa saham global yang kembali mengalami pelemahan setelah The Fed seperti memberikan sinyal akan adanya kenaikan di bulan Juni turut memberikan aura negatif pada laju IHSG. “Hanya saja, laju IHSG di akhir pekan mampu mengalami kenaikan setelah pelaku pasar kembali melakukan aksi beli,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*