Asing 60% di Saham dan 37% di Obligasi Negara, OJK: Terlalu Tinggi

Jakarta -Pasar keuangan Indonesia masih rentan terhadap guncangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah mengalami volatilitas tinggi sepanjang tahun ini.

IHSG sempat menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah pada September sebesar 5.262. Namun IHSG juga pernah terperosok ke level 4.900 akibat kegaduhan politik pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Begitu pula dengan nilai tukar rupiah. Sempat agak lama bertahan di kisaran Rp 11.000 per dolar AS, kini rupiah bertengger di level Rp 12.000 per dolar AS.

Di luar sentimen politik, Rahmat Waluyanto, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menilai ada hal lain yang menyebabkan sektor keuangan Indonesia agak rentan guncangan.

“Sekarang kita punya situasi yang bisa memunculkan kerentanan, bisa memicu volatilitas apabila tidak ada pengawasan yang lebih baik,” kata Rahmat saat ditemui di Hotel Four Seasons, Jakarta.

Faktor pertama, lanjut Rahmat, adalah utang luar negeri pemerintah dan swasta. Saat ini, utang luar negeri pemerintah adalah US$ 123 miliar sementara swasta US$ 156 miliar.

“Luar biasa besar. Itu baru utang luar negeri, belum utang yang lain,” ujarnya.Next

(hds/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*