Arab Saudi Dkk Tahan Produksi Minyak, Menteri ESDM: Harga Akan Bangkit

Jakarta -Empat negara produsen minyak besar di dunia, yaitu Arab Saudi, Rusia, Venezuela, dan Qatar berencana menahan produksi minyaknya ke tingkat yang sama seperti di Januari 2016. Kesepakatan ini akan membuat harga minyak bangkit.

“Mereka bertiga sepakat untuk freeze (tahan produksi). Artinya, menjaga produksi tidak menambah lagi. Ada kabar bahwa Iran yang diperkirakan tidak ikut serta, jadi ikut serta. Saya membayangkan mungkin setahun ke depan, akan ada rebound meskipun tidak akan terlalu tinggi. Banyak prediksi tahun 2017 ketika mereka sudah capek berantem, banting-membanting, mungkin akan ketemu keseimbangan,” kata Menteri ESDM, Sudirman Said, dalam konferensi pers di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Sudirman berharap, kesepakatan tersebut akan menciptakan keseimbangan baru yang tidak mematikan bisnis hulu migas, namun juga tidak menciptakan krisis karena harga yang terlampau tinggi. “Saya kira harus ketemu keseimbangan yang sehat,” ucapnya.

Dirinya memperkirakan, harga minyak bisa naik ke level US$ 40 per barel dengan adanya kesepakatan dari 4 negara ini. “Taksiran saya US$ 30-40 per barel lebih realistislah kalau Iran ikut serta dalam freeze ini. Syukur-syukur ada persetujuan lebih lanjut rapat khusus OPEC bahas ini,” tukas dia.

Bangkitnya harga minyak ini membawa implikasi positif maupun negatif bagi Indonesia. Pendapatan negara dari sektor migas tentu akan terdongkrak naik, namun Indonesia sebagai net importir minyak bumi tentu juga akan terbebani oleh kenaikan harga minyak.

“Bagi Indonesia juga plus minus karena kita masih bor dan masih andalkan sebagian pendapatan dari migas,” pungkas Sudirman.

(wdl/wdl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*