Apa yang Menyebabkan Trader Loss ?

Jika anda amati, trader yang loss lebih banyak dari trader yang mengalami profit. Padalah semua trader mengharapkan tradingnya mengalami profit. Namun yang terjadi malah sebaliknya, yaitu loss. Apakah forex sangat sulit untuk ditaklukkan sehingga banyak trader kalah ? atau apakah hanya trader yang kuat (dalam hal finansial) yang bisa menaklukkan, sedangkan trader dengan kekuatan sedikit tidak bisa mengalami profit ?

Karena itu, kita akan mengulas apa yang menyebabkan hal ini menjadi misteri yang banyak dipertanyakan, dan tentunya hal yang kita inginkan adalah agar trading kita tidak selamanya mengalami kerugian.

Hal yang memicu terjadinya loss tidak lain adalah faktor psikologis trader sendiri, karena bila saat trading mereka tidak disiplin dalam menggunakan strateginya dan malah menggunakan keinginanya dalam memilih transaksi, maka terjadilah loss.

Faktor psikologis tersebut bukanlah hal kronis yang tidak ada obatnya, untuk masalah ini bisa di obati dengan cara menggunakan manajemen  risiko.

Oleh karena itu kita perlu tahu 2 aspek penting dari manajemen risiko ini , yaitu :

Point 1: Kerugian harus lebih kecil dari profit dengan perbandingan rasio 1:2

Jadi banyak dari trader mengalami loss karena mereka tidak tahu atau justru tahu tapi tidak mematuhi MM (money menejemen).

Yang dimaksud dari MM ini adalah menentukan besarnya resiko yang dapat di tanggung sebelum trader melakukan open posisi. Karena bila trader langsung terjun ke market tanpa mengetahui besarnya resiko yang bisa di tanggung, maka trader cenderung menyepelehkan atau malah sayang bila ada posisi yang loss untuk dilakukan cut loss, sehingga malah dibiarkan loss begitu saja hingga terjadi margin call. sungguh disayangkan bukan ? Jadi untuk mengantisipasinya, haruslah kita menggunakan manajemen risiko.

Rasio manajemen risiko yang umum digunakan oleh trader adalah 1 : 2. Dengan pengelolaan risiko kita tidak perlu khawatir kehilangan uang lebih banyak, atau bekerja lebih keras untuk mendapat keuntungan lebih besar. Yang perlu kita lakukan hanya menempatkan manajemen risiko dan profit sebesar 50% akan dengan mudah didapatkan, jika dibandingkan kita hanya menggunakan trading reguler.

 

Point 2: Risiko kehilangan modal yang ideal seharusnya kurang dari 5% dari modal kita.

Yang dimaksud di sini kehilangan adalah besaran modal yang kita relakan untuk loss. Kenapa begitu ?bukannya sebagai trader kita seharusnya profit terus, tidak perlu mengalami kerugian ? Memang semua trader selalu menginginkan mendapatkan profit dan bukanlah loss, namun di sinilah kita akan mengetahui betapa pentingnya batasan risiko pada akun kita, supaya tidak banyak modal yang melayang.

Sering kali trader menetapkan take profit (TP) mereka hanya pada 20 poin. Yang menjadi pertanyaan adalah, berapa stop loss (SL) yang akan diberikan jika seorang trader menetapkan TP hanya 20 poin? Apakah mungkin diberikan SL sebesar 10 poin? Di bawah ini akan diberikan perbandingan antara SL 10 poin dengan SL 50 poin. Berikut hasilnya:

Batasi kerugian kita setidaknya 5% dari saldo akun ketika bertransaksi. Sehingga seandainya transaksi mengalami kerugian, maka kita masih punya cadangan berupa 95% balance yang dapat digunakan untuk trade esok hari.

Berikut rumus untuk menghitung risiko pada trading:
Biaya per pip x modal yang direlakan= manajemen balance

Contoh:
Jika trade di pair AUD/JPY dengan 1 volume saat ini sebesar $1,25 posisi per 10k, dengan mengambil 50 pips dari risiko, maka risiko yang ditanggung adalah $62,50. Jadi kerugian yang bisa ditolerir: $ 1,25×50 pips= $ 62,50
(yn)

Speak Your Mind

*

*