Analisa Komprehensif Komoditas, 19 Mei 2016

Financeroll – Minyak mentah tetap berada di bawah tekanan pada awal sesi Kamis karena dolar yang lebih kuat pasca risalah rapat Federal Reserve yang terus membebani harga komoditas. Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman Juni diperdagangkan turun 0,30% menjadi $ 47,50 per barel. Di Intercontinental Exchange (ICE), minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli bergerak di antara $ 48,76 dan $ 49,84, sebelum ditutup pada $ 48,86, turun 0,43 atau 0,87% pada sesi Rabu. North Sea Brent berjangka sempat mendekati $ 50 per barel untuk sesi kedua berturut-turut. Kemarin minyak mentah berjangka berbalik negatif sesaat sebelum penutupan pasar energi setelah Federal Reserve memberi indikasi kuat dapat menaikkan suku bunga bulan depan, memicu peningkatan pesat nilai dolar. Komoditas dalam denominasi dolar seperti minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pembeli asing ketika dolar terapresiasi. Pada Rabu pagi di AS, Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah komersial AS meningkat sebesar 1,3 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 13 Mei dari minggu sebelumnya. Pada 541,3 juta barel, persediaan minyak mentah AS berada pada tingkat tertinggi . Sementara itu harga emas juga tetap berada di bawah tekanan hingga kini yang juga dipicu oleh hasil pertemuan FOMC periode April. Hasil pertemuan tersebut mengabaikan potensi risiko yang ditimbulkan oleh kondisi ekonomi dan keuangan global. FOMC hanya melihat penguatan tambahan dari pasar tenaga kerja AS meskipun perlambatan yang tetap ada dalam aktivitas ekonomi. Di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas untuk pengiriman Juni turun 0,97% menjadi $ 1.258,20 per troy ounce. Perak untuk pengiriman Juli turun 1,18% …


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*