Analis yakin ke depan harga minyak masih turun

JAKARTA. Hari ini (25/2) harga minyak tertahan di level US$31,99 per barel untuk kontrak pengiriman April 2016 atau turun 0,49% dari harga di hari sebelumnya. Kondisi ini dipicu gagalnya perjanjian pembatasan produksi Rusia dan Saudi karena sikap Iran yang menolak perjanjian tersebut.

Analis SoeGee Futures Nizar Hilmi mengatakan, fundamental harga minyak tidak berubah. Harga minyak masih dalam kondisi bearish secara fundamental.

Menurutnya perjanjian antara negara-negara produsen ini merupakan solusi konkret untuk mendongkrak harga minyak. “Output negara-negara ini sepakat untuk produksi sesuai level di bulan Januari, tidak menambah lagi produksinya,” katanya kepada KONTAN, Kamis (25/2) lalu.

Padahal menurutnya dengan produksi tetap seperti Januari, supply minyak sudah melebihi kebutuhannya sekitar 1-2 juta barrel/hari. Maka pembatasan produksi ini pun tidak mengatasi masalah harga.

Kondisi ini diperparah munculnya pernyataan dari Saudi yang sudah siap jika harga mencapai US$ 20 per barrel. Dus, produsen tidak ada yang mau mengurangi produksinya.

Ke depan harga minyak masih akan turun, karena faktor yang menyebabkan jatuh kelebihan supply tidak teratasi. “Selama oversupply ini tidak diatasi akan tetap rendah harganya, demand juga kurang bagus karena perlambatan China, sebagai konsumen terbesar kedua,” paparnya.

Dus, tanpa adanya gebrakan dari negara produsen harga masih berfluktuasi di level rendah. “Oversupply ini tidak ada solusinya, harapan sudah pupus,” ungkap Nizar.

Ia lalu menduga pergerakan harga minyak Jumat (26/2) berada di kisaran US$ 30-US$ 33 per barrel dan akan terus melemah.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*