Analis: Sentimen global terus mengangkat rupiah

JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus berlanjut. Rupiah bahkan menguat lebih besar dibandingkan sehari sebelumnya dengan dukungan data negatif Amerika Serikat (AS).

Di pasar Spot, Selasa (6/10) nilai tukar rupiah menguat 1,81% dari sehari sebelumnya ke level Rp 14.241 per dollar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 1,5% ke Rp 14.382 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, sentimen global terus mengangkat pergerakan rupiah. Setelah akhir pekan lalu data tenaga kerja AS berada di bawah prediksi, data ISM Non-Manufacturing negeri Paman Sam yang dirilis semalam pun turun menjadi 56,9 dari sebelumnya 59,0.

Demikian juga dengan data Final Services PMI yang turun menjadi 55,1 dari sebelumnya 55,6. “Tenaga kerja AS dua bulan berturut-turut turun, disusul dengan turunnya data manufaktur. Ini membuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini menurun,” ujarnya.

Di samping itu penguatan rupiah juga didukung data dalam negeri yang terbilang solid. Di antaranya data deflasi bulan September ini sehingga mendukung target inflasi BI tahun ini yakni sebesar 4,5% – 5,5%.

“Paket kebijakan pemerintah jilid II ditambah lagi dengan kebijakan BI dalam menjaga kestabilan rupiah direspon positif sehingga turut mengangkat rupiah,” lanjutnya.

Besok, Josua memperkirakan rupiah akan melanjutkan penguatan meski terbatas. Laju rupiah dapat tertahan oleh data cadangan devisa bulan September yang diprediksi turun dari bulan Agustus lalu.

Namun demikian, Jousa berharap rupiah dapat menguat hingga di bawah Rp 14.000 per dollar AS sebelum rapat Federal Open Market Committee bulan ini. Apalagi pemerintah akan segera mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid III yang diharapkan mampu mendorong tingkat konsumsi masyarakat.

Editor: Yudho Winarto.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*