Agus Marto Sebut Pelemahan Rupiah 4,8% Tak Separah Brasil dan Turki

Jakarta -Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI), menyebutkan sepanjang tahun ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 4,8%. Memang cukup tinggi, tetapi tidak separah yang dialami negara-negara berkembang lainnya.

“Indonesia depresiasi rupiah hanya 4,8%. Tapi Brasil 13% dan Turki 11%, mereka kena juga depresiasi,” tutur Agus kala ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (6/3/2015).

Pelemahan rupiah, lanjut Agus, lebih disebabkan faktor eksternal akibat penguatan dolar AS secara global. Di dalam negeri, dia meyakini perekonomian masih berjalan normal.

“Secara umum, negara kita ekonomi makronya baik. Indikatornya inflasi kita confidence mengarah di bawah 4%. Kita lihat pemerintah konsisten saat harga (minyak) turun, harga (BBM) turun. Kalau naik, naik juga. Jadi kita nggak perlu khawatir. Kita perlu waspada, tapi makro ekonomi Indonesia baik,” jelasnya.

Indikator lainnya, tambah Agus, adalah nilai Credit Default Swap (CDS) Indonesia. CDS adalah indikator yang menggambarkan kemungkinan gagal bayar utang (default).

“Kita sekarang 136. Kalau kami bandingkan dengan akhir 2014, itu angkanya 157. Desember 2013 CDS masih 240. Itu menunjukkan kondisi Indonesia semakin baik,” paparnya.

(hds/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*