2017, IHSG Hijau tanpa Kegaduhan Pembisik Jokowi

INILAHCOM, Jakarta-Perdagangan saham pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 diperkirakan tembus level 6.300. Sentimen yang akan memengaruhinya adalah faktor global dan domestik. Seperti apa?

Secara domestik, menurut Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, pembisik Presiden Jokowi perlu dibenahi. Salah satu contohnya adalah pembisik terkait aksi penjarakan Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta alias Ahok karena alasan menistakan Agama.

Sedangkan dari eksternal, kata dia, indeks bakal dipengaruhi harga komoditas batubara. Komoditas internasional ini kerap memengaruhi harga domestik.

“Pokoknya, saya optimistis dengan IHSG. Untuk short time kalau ke depan ada faktor-faktor baru, yakni harga batubara bagus, harga komoditas secara umum bagus, pasar berjalan bagus, dan ekonomi domestik lebih bagus di 2017,” ujar dia.

Membaiknya ekonomi dalam negeri, lanjut Satrio, karena Menteri Keuangan Sri Mulyani mampu mengendalikan anggaran. “Untuk kali kedua ia menjabat menteri keuangan, pengetatan anggran mulai dilakukan,” tuturnya.

Satrio melihat Menkeu akan menata anggaran yang lebih bertanggung jawab sehingga menjadi sentiment positif terhadap indeks. “Risiko yang perlu dihilangkan adalah pembisik Jokowi seperti tentang aksi 2 Desember 2016 yang pembisiknya kurang berkualitas. Pembisik Jokowi jangan seenaknya mengungkapkan adanya makar karena membuat investor gaduh bahkan wait and see,” papar dia.

Menurut dia, isu-isu seperti makar akan membuat level IHSG pada 6.300 dihitung ulang. Contohnya, para broker mengeluarkan outlook tahun 2017 pada 3 Desember 2016 setelah aksi damai 2 Desember 2016 dipastikan kondusif. “Meskipun demikian secara fundamental, ekonomi Indonesia cukup positif,” ujar Satrio tandas.

Satrio pun merekomondasikan positif saham-saham di sektor komoidtas yang bulish. Lalu saham di sektor infrastruktur telekomunikasi, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM).

Di sektor konsumer, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan di sektor perbankan saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Sementara itu, analis Danareksa, Lucky Bayu Purnomo mengungkapkan hal senada. Menurut Lucky, kinerja IHSG akan positif di 2017.

Akan tetapi, Lucky punya target IHSG yang berbeda dengan Satrio. Ia memperkirakan IHSG sepanjang 2017 berada pada kisaran 5.350 sampai 5.450.

Secara sentimen lokal, kata dia, kebijakan pemerintah berupa paket yang berjumlah 14 paket akan dipertanggungjawabkan pada tahun depan. Semua paket berdampak positif terhadap IHSG karena membuat pasar liquid.

Mengenai IHSG yang sempat turun level 5000-an belakangan ini, menurut dia, justru merupakan diskon dan itulah peran otoritas dan pemerintah yang pandai dalam mengelola indeks.

“Kalau kita lihat petumbuhan ekonomi lebih bagus menjadi 5% dari tahun lalu yang di level 4,71%. Itu artinya fundamental ekonomi solid,” jelas dia.

Secara global, sentimennya adalah pasar menanti struktur menteri di dalam kabinet Donald Trump. Kalau dilihat secara pertumbuhan ekonomi memang trurun saat Trump terpilih namun katanya ia akan mengembalikan menjadi 3,3% seperti ketika Obama terpilih menjadi presiden.

Sentimen selanjutnya dari global adalah harga minyak mentah dunia yang akan menyentuh harga US$55 dolar per barel dari harga US$49 per barel.

Di atas semua itu, ia merekomondasikan beberapa saham pilihan yang dapat diperhitungkan pada 2017 oleh para investor, yaitu: saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa), PT Semen Batu Raja Tbk (SMBR), dan PT Timah Tbk (TINS). [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*