Archives for June 2015

Rupiah menguat menjadi Rp13.323 per dolar

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp13.323 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.355 per dolar AS.

“Faktor teknikal mendorong mata uang rupiah bergerak menguat. Namun, penguatan rupiah juga masih rentan untuk kembali terkoreksi menyusul maraknya sentimen negatif di pasar global,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa belum selesainya penyelesaian utang Yunani kepada kreditur internasional hingga berujung pada penutupan sejumlah bank untuk mencegah penarikan tabungan secara masal membuat mata uang euro tertekan cukup dalam.

“Situasi di Yunani itu dapat berdampak negatif ke pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia. Kondisi itu tentu akan mendorong pernintaan dolar AS sebagai aset safe haven akan meningkat yang pada akhirnya menekan rupiah,” katanya.

Menurut dia, Yunani diperkirakan mengalami gagal bayar pada pembayaran utang IMF sekitar 1,5 miliar euro (1,7 miliar dolar AS) yang jatuh tempo pada Selasa, 30 Juni, langkah pertama pada jalan yang dapat menyebabkan Athena keluar dari zona euro.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa walaupun secara fundamental pengaruh perekonomian Yunani minimal terhadap Indonesia, dampak jangka pendek dari penyesuaian portfolio global dipastikan masih akan menekan pasar keuangan domestik baik dalam mata uang rupiah, saham serta surat utang.

“Tingginya kepemilikan asing di pasar saham dan obligasi bisa mengancam stabilitas pasar keuangan domestik terutama jika Yunani benar-benar keluar dari zona Euro,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, angka inflasi yang sedianya akan diumumkan besok (Rabu, 1/7) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperkirakan naik dapat menjadi sentimen negatif bagi mata uang rupiah.

Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Jelang Siang, Minyak Berjangka Anjlok

shadow

Financeroll – Perdagangan bursa komoditas berjangka di hari Selasa(30/6), harga minyak terlihat mengalami penurunan dengan diperdagangkan lebih rendah menjelang dirilisnya laporan persediaan minyak oleh American Petroleum Institute nanti malam.

Berlangsungnya perdagangan di sesi Asia, minyak West Texas Intermediate pengiriman Agustus telah diperdagangkan lebih rendah 0.56% dengan berada pada level $58.01 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Sejak pagi ini, harga minyak WTI terlihat bergerak menyentuh level $57.95 untuk sesi terendah harian dan level $58.35 untuk sesi tertinggi harian.

Sedangkan untuk minyak premium Eropa, Brent Oil pengiriman Agustus telah juga diperdagangkan lebih rendah dengan mencatat penurunan sebesar 0.39% di level $61.77 per barel di ICE Future Europe exchange yang berbasis di London. Pergerakan harga minyak premium Eropa pada hari ini terlihat telah bergerak menyentuh level $61.72 untuk sesi terendah harian dan level $62.05 untuk sesi tertinggi harian.

Penurunan yang dialami oleh harga minyak terjadi ketika nantinya pasar akan segera dihadapkan dengan data dari American Petroleum Institute yang melaporkan hasil survei pasokan dan persediaan minyak mentah AS.

Selain itu, untuk pasokan minyak OPEC sendiri telah mencapai level tertingginya pada tahun ini ketika pangsa pasar telah hancur akibat persediaan minyak AS yang berlebih sejak tahun lalu. Tahun 2014, pangsa pasar OPEC telah alami penurunan sebesar 41.8% dimana hasil tersebut merupakan level terendah sejak tahun 2003 menurut Bloomberg.

Meski demikian, namun tampak terlihat bahwa perhatian para pelaku pasar energi juga masih berfokus terhadap dampak dari gejolak yang dialami pasar mata uang saat ini, ketika krisis yang melanda Yunani dan Puerto Rico terus berlangsung. (Aditya Arief – FR)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Koreksi AUDUSD Intai Support 0.7650

shadow

Financeroll-Fase koreksi AUDUSD pada grafik H1 terlihat sedang mendekati support 0.7650. Jika tembus berpeluang mengusik area 0.7605-0.7596. Ekstensi bearish di bawah 0.7596 memungkinkan menyapa support kritis, 0.7533. Support lanjutan, 0.7500

Jika gagal, dan memantul naik akan bersua dengan resisten awal, 0.7688, lantas 0.7721. Resisten kritis, 0.7783

Support : 0.7650; 0.7596; 0.7533

Resisten: 0.7688; 0.7721; 0.7783

” untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB”


Distribusi: Financeroll Indonesia

Bearish GBPJPY masih tertahan

shadow

Financeroll-GBPJPY cenderung masih dalam posisis melemah terbatas pda pergdagangan pagi ini. Fokus pasar terhadap GBPJPY di pagi ini masih menantikan data ekonomi Inggris yaitu current account dan final GDP yang diperkirakan meningkat.

Pada grafik M30 GBPJPY membentuk pola candle dark cloud cover dengan RSI menurun dan stochastic menurun sedangkan volume masih bergerak decrease menggambarkan bearish reversal dari GBPJPY belum sepenuhnya didukung oleh pasar. Untuk pergerakan selanjutnya jika GBPJPY masih tertahan diatas support 192.14 maka ada peluang bagi GBPJPY kembali bangkit menguat dengan perkiraan harga ke area 193.00.
Support : 192.14, 191.88, 191.33
Resisten: 192.67, 193.00, 193.43

Saran transaksi : untuk mengetahui lebih jauh tentang sinyal trading silahkan undang PIN BB 53738CAB

Hendi-Financeroll


Distribusi: Financeroll Indonesia

Kupon menarik, SUN valas diburu

JAKARTA. Depresiasi nilai tukar tidak menyurutkan minat investor mengoleksi surat utang negara (SUN) domestik denominasi dollar Amerika Serikat. Pada lelang SUN valas seri USDFR0001 kemarin (29/6),  permintaan yang masuk mencapai US$ 871,7 juta. Jumlah itu melebihi target, yakni US$ 500 juta.

Mengutip Situs Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, permintaan yield tertinggi sebesar 5,01%, sedangkan yield terendah 1,7%. 

Meski permintaan tinggi, pemerintah menyerap sesuai target, yaitu US$ 500 juta, dengan yield rata-rata tertimbang 1,9%. Surat utang yang jatuh tempo pada 15 Mei 2017 ini mematok kupon 3,5%.

Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga menilai, permintaan relatif tinggi, karena SUN valas ini membagikan kupon menarik. “Terlebih, peserta lelang mayoritas perbankan. Lebih untung dan aman bagi mereka menempatkan dollar AS di SUN valas, ketimbang disalurkan ke kredit,” jelasnya.

Dari sisi pemerintah, melalui Kementrian Keuangan sengaja membatasi nominal yang diserap, sebab masih ada risiko volatilitas rupiah. “Ada risiko tersendiri bagi pemerintah jika nilai yang diserap terlalu tinggi,” ujarnya.

Analis obligasi Sucorinvest Central Gani Ariawan menduga, investor yang meminta yield 5,01%, karena melihat ada risiko di pasar SUN. Tapi, angka yang diminta tidak wajar, sebab tingkat yield global bond Indonesia yang juga jatuh tempo 2017, yakni RI0017, saat ini di kisaran 1,6%.

Selain itu, per Senin (29/6), yield USDFR0001 di level 1,42%. “Sehingga yield tertinggi yang masuk seharusnya hanya sekitar 2%,” paparnya.

Belum likuid

Meski disambut positif, SUN valas seri USDFR0001 belum likuid di pasar sekunder. Seri yang pertama kali terbit 28 November 2013 ini mencatatkan nilai outstanding US$ 540 juta per 25 Juni 2015. Jadi, ditambah hasil lelang kemarin, nilai outstanding menjadi US$ 1,4 miliar.

Jumlah tersebut belum cukup menjadikan USDFR0001 likuid di pasar sekunder. Nilainya belum sebesar global bond Indonesia yang rata-rata mencapai US$ 2 miliar. Ariawan menduga, yield USDFR0001 tidak akan bergerak banyak. Sehingga investor kesulitan jika hanya mengejar capital gain. “Yield tertinggi sekitar 2% di akhir tahun ini,” prediksinya.

Desmon sependapat, nilai outstanding seri USDFR0001 belum masuk kategori likuid. Apalagi, investor yang mengoleksi SUN valas biasanya memegang hingga jatuh tempo. Ia menduga, yield seri tersebut di kisaran 1,5% hingga 2% pada akhir tahun ini.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online