Archives for April 2015

Perak Tetap Kesulitan Hadapi Fibo


shadow

Financeroll – Harga perak (XAGUSD) kembali berusaha untuk menembus level 61,8% Fibonacci retracement di 16.70. Dalam rentang satu bulan terakhir setidaknya telah empat kali harga perak berusaha untuk menembus area resistance tersebut namun tetap menemui kesulitan untuk bisa menghasilkan penetrasi yang mantap.

Bahkan kini kekuatan bearish mulai menunjukkan taringnya, berusaha untuk menekan harga perak lagi seperti terlihat pada pergerakan selama 12 jam terakhir. Saat ini harga perak masih bertahan pada support dinamis di 16.50 namun tekanan jual bisa semakin besar dan potensial untuk membawa harga perak ke support berikutnya di 16.25. Jika terjadi rebound dari support kedua tampaknya hanya akan terbatas pada area 16.82. (Tata Suharta – Financeroll)

Support: 16.50, 16.25, 16.00
Resistance: 16.70/82, 17.39, 17.72

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

XAUUSD Sejenak Bullish


shadow

Financeroll – Berdasarkan grafik 30 menit untuk XAUUSD mengindikasikan bahwa tekanan beli masih dominan menuju target terdekat di 1206.01. Jika buyer mendominasi di atas level tersebut maka memungkinkan akan mengusik target berikutnya di 1209.11. Kegagalan skenario tersebut akan mengembalikan XAUUSD pada posisi merosot menuju level 1202.07 hingga level kritis di 1200.89.

Resistant : 1206.30, 1208.70, 1211.40
Support : 1201.20, 1198.50, 1196.10
(Hilman Pradana – Financeroll)

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

The Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga Hingga Kuartal III

Thursday, 30 April 2015, 13:00 WIB

en.wikipedia.org

The Federal Reserve Bank of New York (File)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — The Federal Reserves Amerika Serikat (AS) menurunkan proyeksinya tentang pasar tenaga kerja dan ekonomi AS pada Rabu (29/4) malam waktu setempat. Ekonomi AS tumbuh hanya 0,2 persen pada kuartal pertama, turun tajam dari 2,2 persen pada periode sama tahun lalu. Data mengecewakan ini membuat the Fed kemungkinan akan menunggu setidaknya sampai kuartal ketiga tahun ini untuk mulai menaikkan suku bunga.

Pernyataan the Fed ini menunjukkan keputusan mereka semata-mata bergantung pada data ekonomi yang masuk. Faktanya, pemerintah AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) mereka dikuartal pertama tahun ini jauh di bawah target.

Bank Sentral AS mengakui kinerja buruk ekonomi AS ini hanya bersifat sementara. Kenaikan suku bunga akan kembali dipertimbangkan September mendatang. “Komite mengantisipasi bahwa akan lebih tepat menaikkan kisaran target dan suku bunga setelah kita melihat perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja dan kita harus yakinkan inflasi kembali ke dua persen dalam jangka menengah,” kata the Fed dalam pernyataan mereka, dilansir dari Reuters, Kamis (30/4).

Pelaku saham AS memproyeksikan the Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya. CME FedWatch mengatakan hanya 46 persen investor yakin kenaikan suku bunga dilaksanakan Oktober, sisanya diakhir tahun.

Reporter : Mutia Ramadhani
Redaktur : Satya Festiani

Laknat Allah bagi penyuap dan yang menerima suap((HR Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Kamis Siang, Rupiah Menguat ke Posisi Rp 1 2.921/USD


shadow

FinancerollLaju  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (30/4) pagi hingga siang, bergerak menguat tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp 1 2.921 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.930 per dolar AS.  Pertumbuhan produk domestik bruto Amerika Serikat  (AS) periode kuartal I 2015 yang di bawah perkiraan kalangan analis menjadi salah satu faktor penekan mata uang dolar AS di pasar global.

PDB Amerika Serikat hanya tumbuh 0,2 persen di kuartal I 2015, di bawah kuartal sebelumnya yang 2,2 persen dan perkiraan analis yang sebesar 1 persen. Meski  demikian, walaupun angka PDB Amerika Serikat melambat cukup drastis, namun hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengirimkan sentimen kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) pada tahun ini.

Sementara itu, Gubernur the Fed Janet Yellen masih yakin bahwa perekonomian AS akan kembali ke jalur yang mengarah ke target jangka panjang dalam waktu dekat, dengan itu maka peluang dinaikkannya suku bunga acuan di tahun ini masih terbuka, situasi menahan penguatan rupiah lebih tinggi.  Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) masih berusaha untuk memasok dolar AS di pasar domestik dalam rangka menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Situasi itu memberikan peluang bagi rupiah untuk bertahan di area positif.

Seluruh anggota FOMC tadi malam setuju untuk mempertahankan suku bunga 0-0,25 persen menyusul belum membaiknya perekonomian AS.  Namun,  Janet Yellen yang masih yakin terhadap ekonomi AS ke depannya maka kenaikan suku bunga AS dapat terjadi kapan saja. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Serikat Pekerja Berau Coal Mengancam Hentikan Produksi


shadow

Financeroll – Serikat pekerja PT Berau Coal mengepung pintu keluar ruangan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Berau Coal Energy Tbk.

Para serikat pekerja mengancam akan menghentikan produksi batu bara bila tidak diberikan kesempatan memberikan aspirasinya.

Saat ini para serikat pekerja masih berusaha menghubungi komisaris Berau Coal Irwandi Arif untuk meminta masuk ruangan RUPSLB.

Para serikat pekerja mengancam bila serikat pekerja tidak diijinkan masuk, maka produksi tambang batu bara di PT Berau Coal akan dihentikan. ‎


Distribusi: Financeroll Indonesia