Yuan Melemah setelah Stress Test

shadow

Financeroll – Tiongkok membiarkan nilai tukar yuan melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ini setelah Negeri Panda tersebut memotong tingkat referensi yuan ke level terlemah sejak tahun 2011. Setelah masuk ke keranjang Special Drawing Rights (SDR) Dana Moneter Internasional, Pemerintah China secara bertahap membiarkan depresiasi yuan secara bertahap. Mereka menepati janji tak akan mendevaluasi yuan seperti sebelumnya.

Kemarin, China menetapkan kurs tengah yuan di level 6,4140 per dollar AS. Sebelumnya, kurs tengah yuan dipatok 6,4078 per dollar AS. “Kini kurs yuan menjadi lebih sensitif terhadap dollar AS,” kata Eddie Cheung, Ahli Strategi Mata Uang Standard Chartered Plc seperti diberitakan Bloomberg.

Di bursa Shanghai, yuan jatuh 0,14% menjadi 6,4172 per dollar AS, kemarin. Sementara, yuan diperdagangkan turun 0,32% menjadi 6,4934 di pasar Hong Kong. Sejak 10 Agustus 2015, kurs yang juga dikenal dengan nama renminbi ini telah merosot 3,4%.

“China melakukan stress test di pasar mata uang sebelum Bank Sentral AS menaikkan suku bunga untuk melihat apakah ada kepanikan jual,” ujar Zhou Hao, ekonom senior Commerzbank AG.Jika The Federal Reserve jadi mengerek suku bunga pada pekan depan, potensi arus modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk dari China, makin mengalir deras.

Di sisi lain, cadangan devisa China makin menyusut demi menopang yuan. Catatan saja, total cadangan devisa China sebesar US$ 3,44 triliun per Selasa (8/12). “Penurunan tajam dalam cadangan devisa China mencerminkan kenyataan bahwa arus keluar modal tetap kuat dan bank sentral harus melakukan intervensi,” tambah Zhou.

HSBC memangkas prediksi nilai tukar yuan di akhir tahun 2016 turun 1,5% menjadi 6,7 per dollar AS. HSBC mengharapkan nilai tukar lebih stabil di bawah rezim baru. Societe Generale Daw memperkirakan mata uang China turun menjadi 6,8 per dollar AS di akhir 2016.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*