Yuan Masuk Jadi Mata Uang Cadangan Resmi, Ini Kata Analis

Selasa, 01 Desember 2015 | 05:34 WIB

Mata uang Cina, Yuan. STR/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta – Analis pasar modal Hans Kwee menyambut positif mata uang Cina, yuan atau renminbi, masuk dalam mata uang cadangan resmi global Special Drawing Rights (SDR).

Direktur PT Investa Saran Mandiri itu mengatakan dengan bergabungnya yuan dalam SDR akan mengurangi tekanan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “Dalam jangka menengah atau panjang ini bagus buat Indonesia,” kata Hans, Senin, 30 November 2015.

Pasalnya, selama ini pergerakan nilai tukar rupiah kerap dipengaruhi oleh dolar AS. Namun dalam jangka pendek, Hans melihat belum banyak yang bisa diharapkan dampak positif yuan yang menjadi SDR.

Kendati membawa angin segar bagi Indonesia, Hans mengingatkan tentang potensi devaluasi (melemahkan) yuan yang sempat terjadi pada Agustus lalu. Keputusan Pemerintah Cina yang memotong nilai mata uangnya berdampak besar, ikut memukul pergerakan pasar modal di Indonesia.

Pelemahan yuan secara tidak langsung juga akan berdampak besar kepada neraca perdagangan Indonesia. “Ini wajar karena kita punya kerja sama perdagangan yang besar dengan Cina,” ucapnya.

Hans menyatakan melambatnya ekonomi global membuat sejumlah negara menurunkan nilai tukar mata uangnya. Langkah ini ditempuh untuk mendongkrak barang-barang ekspor. Bagi Indonesia, kebijakan tersebut berdampak kurang bagus lantaran barang ekspor yang dikirim masih bernilai ekonomi rendah alis didominasi bahan mentah.

Dana Moneter Internasional (IMF) secara resmi memasukan yuan dalam Special Drawing Rights (SDR). Yuan mengikuti langkah yang sudah dilakukan oleh dolar Amerika Serikat, euro (Uni Eropa), poundsterling (Inggris), dan yen (Jepang). Saat ini nilai tukar rupiah terhadap yuan ada di kisaran Rp 2.100.

ADITYA BUDIMAN


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*