Yuan Didevaluasi, Jepang Meradang

shadow

Financeroll – Pertanyaan sebenarnya setelah Tiongkok mendevaluasi mata aungnya adalah apa imbas luas dari kebijakan PBoC terhadap abenomics. Devaluasi China melemparkan dua masalah langsung kepada cara kerja ekonomi Jepang. Yang pertama adalah ekspor Jepang akan berkurang. Beijing memandu mata uangnya agar menjadi lebih rendah, karena itu tentunya akan yen akan naik terhadap yuan dalam perdagangan yang tertimbang. Demikian disampaikan oleh ekonom Jepang, Yuki Masujima. Dia menunjukkan bahwa perdagangan dengan Tiongkok saat ini menyumbang 13 persen lebih terhadap PDB Jepang. Jadi secara tradisional Tiongkok adalah pelanggan utama Tokyo.

“Mengingat kebangkitan Tiongkok yang menonjol, nilai tukar yen terhadap yuan sekarang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap Jepang ketimbang nilai tukar yen terhadap dolar,” kata Masujima.

Masalah lainnya adalah maslaah psikologis. Konsumen Rumah tangga Jepang telah lama meratapi ketergantungan mereka kepada Tiongkok. BOJ tentunya akan sangat senang dengan pertumbuhan 7 persen yang telah sempat diraih tiongkok karena jutaan wisatawan Tiongkok akan mengisi hampir seluruh pusat perbelanjaan di seluruh kepulauan Jepang. dan ini dapat meyakinkan konsumen Jepang dan pihak eksekutif bahwa perekonomian mereka sendiri dalam kondisi yang baik. Sekarang, persepsi terhadap Tiongkok sebagai mesin pertumbuhan mereda, memberikan efek nilai tukar yang buruk pada perekonomian Jepang secara keseluruhan.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*