Financeroll – Pada perdagangan valuta asing di hari Senin(26/05) mata uang yen telah diperdagngkan melemah terhadap dolar AS ketika hasil pertemuan bank sentral menunjukan bahwa adanya perbedaan pendapat minoritas atas pandangan pertumbuhan dan inflasi.
Tiga dari Bank sembilan anggota dewan Jepang ingin terpisah merevisi pertumbuhan dan inflasi pandangan, termasuk menekankan risiko penurunan dan pengaturan kerangka waktu.
Takahide Kiuchi dan Takehiro Sato mengulangi keberatan terhadap pandangan bahwa inflasi akan naik sekitar 2% pada tahun 2015.
Kiuchi terus mengusulkan bahwa BOJ harus menjaga tingkat tinggi pelonggaran hanya selama periode dua tahun dari April 2013. Pandangannya ditolak oleh mayoritas.
Sayuri Shirai tidak setuju pada waktunya untuk mencapai target 2% dan mengusulkan bahwa target akan tercapai “menjelang akhir periode proyeksi sampai Maret 2017.” Proposalnya ditolak oleh mayoritas.
Selama berlangsungnya perdagangan, USDJPY diperdagangkan menguat 0.07% di level 102.04.
Pekan lalu, mata uang euro telah jatuh ke level rendah 3 bulan terhadap dolar AS, ketika data sentiment bisnis Jerman untuk bulan Mei memberikan ekspektasi Bank Sentral Eropa untuk melakukan pelonggaran pada kebijakan moneternya di pertemuan selanjutnya di bulan Juni.
Komentar terbaru oleh pejabat senior ECB telah mengisyaratkan bahwa bank secara terbuka akan bertindak untuk menghentikan inflasi mata uang yang jatuh terlalu rendah.
Pada hari Kamis, anggota Dewan Pemerintahan ECB Jens Weidmann mengatakan bank siap untuk mengambil langkah-langkah tidak konvensional untuk melawan risiko inflasi yang rendah di zona euro.
Dolar mendapat dukungan setelah Departemen Perdagangan melaporkan bahwa penjualan rumah telah naik lebih dari yang di perkirakan sebesar 6.4% menjadi 433.000 di bulan April. Analis telah memperkirakan untuk naik menjadi 425.000.
Indeks Dolar, yang menunjukan kinerja greenback terhadap mata uang utama lainnya, telah diperdagangkan menguat 0.07% di level 80.48.
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind