Yellen Belum Naikkan Bunga, Menko Sofyan: Rupiah dan Mata Uang Lain Menguat

Jakarta -Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed mengumumkan tetap menahan suku bunga di 0,25%. Janet Yellen, Gubernur The Fed, melihat kenaikan suku bunga harus melihat perkembangan ekonomi di Negeri Paman Sam.

Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, Yellen memang tidak memberikan waktu yang rinci soal kapan The Fed akan menaikkan suku bunga. Itu direspons pelaku pasar dengan masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang.

Akibatnya, bursa saham dan mata uang negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) bergerak menguat. Tren penguatan dolar AS pun mereda.

“Yellen tidak memberikan kepastian kenaikan itu. Lalu kemudian orang melihat pergerakan pergerakan dolar sudah menguat sekali, karena selama ini akan naik suku bunga, ternyata tidak. Sehingga bukan hanya rupiah, tetapi mata uang lain juga menguat terhadap dolar,” tutur Sofyan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, sebelumnya melontarkan komentar senada. Dia melihat The Fed sepertinya tidak terlalu terburu-buru menaikkan suku bunga karena pemulihan ekonomi AS dinilai masih ‘prematur’.

“Komentar Yellen adalah bahwa AS masih ingin melihat perbaikan ekonomi di sana. Ada kemungkinan Fed Fund Rate mungkin tidak sampai 1.000 basis poin seperti yang diperkirakan. Mungkin 600-650 basis poin,” jelas Bambang.

Kemudian, lanjut Bambang, waktu kenaikannya pun kemungkinan agak mundur dari perkiraan awal yaitu Juni-Juli 2015. Hal ini memberi angin segar terhadap pergerakan pasar keuangan Indonesia.Next

(hds/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*