Yaman dan Fed Tetap dalam Pantauan Bursa Komoditas


shadow

Financeroll – Harga emas merosot di sesi Asia, para pelaku perdagangan emas terus  waspada pada konflik di Yaman dan tetap memonitor sinyal dari Federal Reserve berkaitan dengan wacana kenaikan suku bunga di tahun ini. Pada divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas berjangka untuk pengiriman Juni merosot 0,28% menjadi $1.197,20 per troy ounce.

Di akhir pekan lalu, emas turun untuk pertama kalinya dalam delapan sesi karena rebound dolar AS mendorong investor untuk mengunci keuntungan dari rally yang terjadi baru-baru ini setelah Kerajaan Arab Saudi melancarkan serangan udara di Yaman yang saat itu memicu pelemahan dolar. Pedagang emas terus memantau arah dolar dalam beberapa bulan terakhir untuk mengukur daya tarik logam mulia. Harga emas sering bergerak terbalik terhadap dolar AS.

Dari pernyataan terakhir Janet Yellen ada indikasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga di tahun ini namun jika inflasi menurun bank sentral tersebut bisa saja menundanya atau menaikkan namun dalam besaran yang di bawah ekspekasi pasar. Penundaan dalam menaikkan suku bunga akan dilihat sebagai bullish untuk emas.

Sementara itu, Departemen Perdagangan melaporkan bahwa ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,2% pada kuartal keempat, tidak berubah dari perkiraan awal dan di bawah perkiraan ekonom sebesar 2,4%. Laporan lain menunjukkan bahwa indeks sentimen konsumen Universitas Michigan turun ke 93,0 bulan ini dari 95,4 pada bulan Februari. Pada minggu ini, investor akan mengalihkan perhatian mereka pada data Nonfarm Payrolls sebagai indikasi lebih lanjut tentang kekuatan pemulihan di pasar tenaga kerja.

Sementara itu minyak mentah berjangka melemah pada awal Asia karena investor memantau peristiwa di Yaman dan menunggu data Nonfarm Payrolls . Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah untuk pengiriman Mei turun 0,74% menjadi $48,15 per barel. Di tempat lain, di ICE Futures Exchange di London, Brent untuk pengiriman Mei turun $2,78, atau 4,7% dan mengakhiri pekan lalu di $56,41 per barel.Di sesi Jum’at pekan lalu, minyak mentah berjangka jatuh tajam karena kekhawatiran atas suatu gangguan segera pasokan dari Timur Tengah memudar meskipun gejolak kekerasan yang sedang berlangsung di Yaman.

Harga minyak dunia melonjak lebih dari tiga dolar pada Kamis setelah Arab Saudi dan koalisi sejuamlah negara kawasan Teluk melancarkan serangan udara di Yaman untuk melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran yang telah mengepung kota Aden. Yaman memiliki Bab el-Mandeb, sebuah selat strategis yang menghubungkan Teluk Aden dengan Laut Merah. Sekitar 3,8 juta barel per hari minyak mentah dan produk minyak mengalir melalui selat itu. Pedagang minyak juga akan terus memantau perkembangan seputar pembicaraan antara Iran dan kekuatan dunia atas program nuklir Teheran. Ada tanda-tanda kesepakatan antara Iran dan kekuatan dunia yang bisa mengakibatkan pasokan minyak mentah Iran kembali ke pasar.

Dari Amerika, penelitian Baker Hughes mendapati bahwa jumlah rig pengeboran minyak di AS turun hanya 12 pekan lalu menjadi 813. Para pelaku pasar terus memperhatikan jumlah rig menyusut dalam beberapa bulan terakhir sebagai tanda-tanda pengurangan banjir minyak mentah yang mengalir ke pasar. Namun, total persediaan minyak mentah AS mencapai 466,7 juta barel pada pekan lalu. Angka tersebut menunjukkan bahwa harga murah belum mempengaruhi keluaran produksi. (Tata Suharta – Financeroll)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*