Wall Street Naik 3 Persen Sejalan Ekspektasi the Fed

New York – Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street naik lebih dari 3 persen pada perdagangan Rabu sore waktu setempat atau Kamis pagi WIB (27/8) menyusul perlambatan ekonomi Tiongkok yang membuka peluang bank sentral Federal Reserve tidak menaikkan suku bunganya pada bulan depan.

Kenaikan bursa saham AS Rabu seperti yang terjadi Selasa namun akhirnya ditutup melemah di akhir sesi karena para investor tidak bersedia menahan sahamnya.

Di tengah tanda-tanda goyahnya perekonomian Tiongkok yang berdampak negatif pada pasar keuangan global, termasuk kebijakan moneter AS, New York Fed Presiden William Dudley mengatakan prospek kenaikan suku bunga pada September tampak “kurang menarik” dibandingkan dua minggu lalu.

Seluruh atau 10 sektor yang tergabung dalam indeks S&P 500 naik yang dipimpin indeks teknologi. “Pasar masih dalam masa konsolidasi,” kata Manajer portofolio Swarthmore Group, Kurt Brunner di Philadelphia, Pennsylvania.

“Banyak investor yang mengambil keuntungan di tengah pelemahan pasar keuangan. Tapi kami tidak berpikir market akan naik,” kata Kurt.

Data sebelumnya pada Rabu memperkuat keyakinan soal kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan Fed pada 16-17 September. Pesanan barang tahan lama naik 2 persen pada Juli, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata analis yakni mengalami penurunan 4 persen. Pesanan untuk barang modal inti, naik 2,2 persen atau kenaikan terbesar dalam 13 bulan.

Dow Jones Industrial Average naik 485,44 poin (3,1 persen) ke 16.151,88, S&P 500 naik 56,8 poin (3,04 persen) ke 1,924.41 dan Nasdaq Composite naik 150,10 poin (3,33 persen) ke 4.656,59. Hingga penutupan Selasa, Dow telah kehilangan 10,71 persen dalam enam hari terakhir, dan indeks komposit Nasdaq tergerus 11,5 persen. Google melonjak 6,02 persen setelah Goldman Sachs menaikkan rating menjadi “beli” dari “netral”.

Saham Apple yang menguat 4,4 persen menjadi US$ 108,33 menyumbang kenaikan terbesar untuk indeks komposit S&P 500 dan Nasdaq.

Cameron International melonjak 40,9 persen setelah Schlumberger, perusahaan jasa minyak nomor satu di dunia, akan membeli pembuat peralatan minyak dalam kesepakatan US$ 14,8 miliar. Sementara Schlumberger turun 4,9 persen.

Sementara Shanghai Composite Index (SSEC) ditutup melemah untuk hari kelima berturut-turut, menegaskan, keyakinan investor semakin rapuh.

Whisnu Bagus Prasetyo/WBP

Reuters


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*