Wall Street memerah, ditutup turun lebih dari 1%!

NEW YORK. Bursa AS ditutup turun hingga 1% pada Kamis (12/11). Tekanan terhadap Wall Street datang dari penurunan tajam harga minyak dunia. Selain itu, pelaku pasar juga terus mengamati pernyataan dari pejabat-pejabat The Federal Reserve.

Mengutip data CNBC, indeks S&P 500 ditutup dengan penurunan 1,4% menjadi 2.045,97. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,4% menjadi 17.448,07. Sedangkan indeks Nasdaq turun 1,2% menjadi 5.005,08.

Tiga indeks acuan Amerika ini sudah tergerus lebih dari 2,5% di sepanjang pekan ini.

Sektor energi mengalami tekanan terdalam. Tadi malam, sektor ini ditutup turun hampir 2,4%. Penyebabnya adalah aksi jual yang melanda harga minyak dunia.

Sekadar informasi, harga kontrak minyak West Texas Intermediate ditransaksikan turun US$ 1,18 atau 2,75% menjadi US$ 41,75 per barel. Penurunan ini terjadi pasca dirilisnya data cadangan minyak AS oleh pemerintah yang menunjukkan kenaikan lima kali lipat lebih tinggi dari estimasi pasar.

Pada transaksi sebelumnya, harga minyak WTI bahkan sempat menyentuh level US$ 41,63 per barel. Ini merupakan level terendah sejak 27 Agustus lalu. Di sepanjang November saja, komoditas ini sudah melorot hampir 10%.

“Pertanyaan yang muncul di market adalah apakah harga minyak yang rendah mengindikasikan pelemahan ekonomi global. Atau terjadi suplai minyak berlebih, dan market harus menemukan titik keseimbangan,” jelas Quincy Krosby, market strategist Prudential Financial.

Hal senada juga diungkapkan oleh Art Hogan, chief market strategist Wunderlich Securities. “Korelasi antara S&P dan minyak semakin kuat,” imbuhnya.

Selain itu, pelaku pasar juga terus mengamati dengan seksama pernyataan petinggi The Federal Reserve terkait kebijakan moneternya.

Setelah data tenaga kerja yang cukup kuat pada pekan lalu, sejumlah pejabat bank sentral memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga AS pada Desember mendatang. Pernyataan terkini datang dari Pimpinan The Fed New York William Dudley.

“Sangat mungkin dengan melihat kondisi yang ada, komite akan memulai untuk menormalisasi kebijakan moneter,” jelas Dudley di Economic Club New York.

Pernyataan ini dapat diartikan, selama perekonomian AS masih terus menunjukkan penguatan, The Fed bersiap untuk mengerek suku bunga acuannya. Ini akan menjadi kenaikan suku bunga pertama dalam hampir sepuluh tahun terakhir.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*