Adalah Vice Chairman The Fed, Stanley Fischer, yang pada Sabtu lalu mengatakan inflasi di Amerika Serikat (AS) akan kembali naik setelah tekanan dari dolar berkurang. Ini membuat The Fed bisa mulai menaikkan bunga acuannya secara bertahap.
Komentar dari Fischer ini diartikan oleh banyak analis, sebagai sinyal akan ada kenaikan bunga acuan September ini. Pernyataan tersebut mengejutkan investor yang telah terguncang akibat kondisi bursa saham yang naik turun akibat kondisi ekonomi di China.
“Apa yang anda lihat di pasar saham awal pekan ini adalah karena komentar Fischer. Bila mereka (The Fed) mengeluarkan kebijakan September, banyak keraguan yang muncul,” kata Analis, Stephen Massocca, dilansir dari Reuters, Selasa (1/9/2015).
Dalam pidatonya pada konferensi perbankan di Wyoming Sabtu lalu, Fischer mengatakan, gejolak di pasar saham dan kekhawatiran akan ekonomi China tidak bisa menghentikan rencana kenaikan bunga acuan.
Indeks Dow Jones turun 0,69% ke 16.528,03. Indeks S&P 500 turun 0,84% ke 1.972,18. Lalu indeks Nasdaq turun 1,07% ke 4.776,51.
Selama Agustus, indeks S&P turun 6,3%, Dow Jones turun 6,6%, dan Nasdaq turun 6,9%.
Volume transaksi mencapai 7,8 miliar lembar saham, di bawah rata-rata transaksi harian sebanyak 10,7 miliar lembar saham.
(dnl/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind