Wall Street Berpotensi Turun Lagi

INILAHCOM, New York – Bursa saham AS di Wall Street berpotensi melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu (22/3/2017). Investor kecewa dengan Presiden AS yang tidak dapat menurunkan pajak dan meningkatkan investasi.

Indeks juga berpotensi terpengaruh pelemahan harga minyak hingga 1 persen lebih. Bahkan sektor energi telah melemah 0,4 persen pada perdagangan sebelumnya, seperti mengutip cnbc.com.

Harga minyak mentah AS mencapai level terendah setelah American Petroleum Institute menyatakan persediaan minyak mentah AS kemungkinan naik 4,5 juta barel per 17 Maret 2017. Sementara Administrasi informasi Energi AS akan mengumumkan hari ini yang berpotensi mengalami kenaikan untuk 10 pekan terakhir.

Selain sektor energi, pelemahan hebat juga terjadi pada saham sektor perbankan. Pada perdagangan Selasa, saham sektor ini telah jatuh hingga 4 persen lebih. 

Investor hari ini akan mencermati data harga rumah bulan Januari dari Badan Keuangan Perumahan AS.

Di pasar minyak, minyak mentah Brent diperdagangkan pada sekitar US$50,21 per barel pada hari Rabu di pasar global atau turun 1,47 persen. Sementara minyak mentah AS adalah sekitar US$47,57 per barel atau turun 1,39 persen.

Bursa saham AS di Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Selasa (21/3/2017). Saham sektor perbankan mengalami tekanan terberat sehingga membenamkan indeks di area negatif.

Indeks Dow Jones turun 240 poin dengan pelemahan terdalam saham Goldman Sachs. Indeks S&P500 kehilangan 1,2 persen dengan sektor keuangan turun hingga 2,5 persen. Indeks mengalami penurunan pertama minimal 1 persen sejak Oktober 2016.

Imbal hasil Treasury AS bergerak variatif sekitar 2,4 persen. Untuk jangka pendek sekitar 2 tahun di kisaran 1,2 persen. Pasar Treasury telah tertekan sejak Fed menaikkan suku bunga acuan. Walaupun memberikan pandangan leih dovish  sehingga menurunkan suku bunga pinjaman, menekan saham keuangan khususnya perbankan.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*