Wall Street Anjlok Hingga 3% Lebih

New York -Bursa saham Wall Street turun tajam pada perdagangan Senin awal pekan. Wall Street menuju kuartal terburuknya dalam 4 tahun terakhir, karena kekhawatiran investor akan perlambatan ekonomi di China, dan potensi kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed).

Selain itu, muncul juga dorongan negatif dari turunnya saham-saham bioteknologi. Ini sebagai dampak dari kritikan soal harga obat oleh Hillary Clinton, selaku kandidat calon presiden Partai Demokrat.

“Sektor kesehatan dan ekonomi China menyakiti pasar saham. Risiko sudah masuk, dan tidak ada tempat untuk sembunyi lagi,” kata Analis, Richard Weeks, dilansir dari Reuters, Selasa (29/9/2015).

Data terakhir menunjukkan, laba perusahaan industri di China turun 8,8%, ini mendorong turunnya saham-saham produsen bahan baku dan energi di bursa Wall Street. Harga minyak turun lebih dari 2%.

Belanja rumah tangga di AS naik melebihi prediksi di Agustus. Namun pasar perumahan belum normal.

Soal suku bunga acuan, President Federal Reserve New York, William Dudley mengatakan, The Fed bisa menaikkan suku bunga acuannya pada Oktober.

Indeks saham Dow Jones turun 1,92% ke 16.001,89. Indeks S&P 500 turun 2,57% ke 1.881,77. Sementara indeks Nasdaq turun 3,04% ke 4.543,97.

Ada 8,3 miliar lembar saham yang ditransaksikan. Ini di atas rata-rata harian sebanyak 7,2 miliar lembar saham.

(dnl/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*