Wakil Ketua DPR: Harga BBM Mestinya Turun Bukan Naik

Monday, 03 November 2014, 13:08 WIB

Republika/Prayogi

Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Jakarta, Selasa (7/10).(Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mestinya menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Bukan malah menaikan.

“Karena harga minyak dunia itu turun bukan naik,” kata Fadli kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (3/11).

Fadli menjelaskan saat ini asumsi harga BBM yang tertuang di APBN senilai US 105 dolar perbarel. Namun harga BBM di dunia saat ini ialah US 85 dolar perbarel. Artinya pemerintah bisa menghemat APBN saat membeli minyak dunia. “Dulu kenapa ada desakan naik karena harga minyak dunia naik. Bahkan sampai 14 dolar AS per barel,” ujar Fadli.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menolak dalih pemerintah bahwa subsidi BBM mesti dicabut karena tidak tepat sasaran. Dalih semacam itu sudah klise dan terkesan mencari pembenaran. Seharusnya, kata Fadli, pemerintah menyiapkan perangkat yang jelas sebelum mengarahkan subsidi ke hal yang tepat.

Tanpa kesiapan perangkat, menaikan harga BBM bersubsidi hanya akan membuat kekisruhan harga komoditi di masyarakat. “Harga akan naik, yang susah rakyat miskin yang tak mampu kejar harga yang naik itu,” ujarnya.

Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
Redaktur : Bilal Ramadhan

Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu((QS. An Nisa 4 : 29).)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*