Wajib Transaksi Rupiah, HEXA Ketar-ketir

INILAHCOM, Jakarta – Distributor alat berat asal Jepang PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) mengakui agak kerepotan dengan adanya kewajiban menggunakan Rupiah karena selama ini menggunakan valas.

Direktur Keuangan PT Hexindo Adiperkasa Tbk, Syamsu Anwar menjelaskan, pendapatan HEXA sudah berdampak selama dua bulan belakangan ini dari kewajiban penggunaan Rupiah dalam setiap transaksi di dalam negeri.

“Sekarang kami jualnya harus dalam bentuk Rupiah. Beli dalam bentuk Dolar. Sebelumnya kami masih jual dalam dolar AS beli juga dolar, ” ujar dia di Jakarta, Kamis (18/9/2015).

Ia menjelaskan, pengaruh kewajiban Rupiah karena selama ini belum menggunakan lindung nilai. Hal itu akan berdampak pada selisih nilai tukar. Sayangnya ia belum bisa menyebut berapa besar selisih kurs karena pergerakan Rupiah terhadap Dollar masih belum stabil. Pasalnya selama ini setiap transaksi dan pembukuannya menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat. “Sementara ini turun terus nilain tukar Rupiah,” kata dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia gencar mengkampanyekan kewajiban penggunaan Rupiah dalam setiap transaksi di dalam negeri.

Pada semester 1 2015, pendapatannya sebesar US$96 juta. Sementara periode yang sama tahun lalu sebesar US$488 juta. Sedangkan laba bersih semester 1 2015 hanya US$ 2,6 juta. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*