Usai mendaki, harga minyak konsolidasi

JAKARTA. Setelah menembus level tertinggi sejak Mei 2011, harga minyak mentah kemarin terkoreksi. Laju harga tertahan seiring kekerasan di Irak yang sedikit mereda.

Data Bloomberg menunjukkan, Selasa(17/6) hingga pukul 16.00 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di bursa NYMEX-AS terkoreksi 0,62% dari hari sebelumnya menjadi US$ 106,23 per barel. Sepanjang pekan lalu, harga minyak bertambah 4,14% akibat pecahnya konflik di Irak. Pekan ini, harga minyak mulai berkonsolidasi. Harga minyak kemarin sudah naik 10,13% dibandingkan dengan akhir tahun 2013.

Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures, mengatakan, harga minyak sedang konsolidasi setelah menyentuh level tertinggi. “Kini pasar sedang menunggu perkembangan baru di Irak, jika situasi di Irak memanas maka harga akan kembali menguat,” kata Nizar.

Jika konflik milisi Irak makin meruncing, Nizar memprediksi harga minyak bisa menembus US$ 109-US$ 110 per barel dalam dua hingga tiga pekan ke depan. “Dengan catatan, Amerika Serikat (AS) ikut intervensi,” kata Nizar.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, menilai, harga minyak WTI terkoreksi seiring pasar yang sudah mengantisipasi isu kekerasan di Irak. Namun, isu gangguan distribusi minyak dari Irak masih berpotensi mengerek harga bila konflik di Irak berlanjut. “Harga minyak harga bisa meroket ke US$ 108-US$ 110 per barel,” katanya.

Stok minyak AS

Selain pengaruh Irak, pasar sedang menunggu data stok minyak AS yang dirilis Energy Information Administration (EIA) hari ini (18/6). Jika penurunan stok minyak mingguan lebih rendah dari penurunan sebelumnya sebesar 2,6 juta barel, harga minyak berpeluang naik. Para analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan stok minyak AS turun 750.000 barel pada pekan yang berakhir 13 Juni 2014.

Pasar juga sedang menunggu pertemuan Komite Ekonomi Federal (FOMC Meeting) AS pada 18-19 Juni 2014. Jika hasil pertemuan ini membuat mata uang dollar AS menguat, harga minyak bisa terkoreksi.

Secara teknikal, harga berada di atas moving average (MA) 25. Relative strength index (RSI) di level 70% dan stochastic 80%, keduanya memberi sinyal jenuh beli (overbought). Garis moving average convergence divergence (MACD) di area positif dan membentuk kurva up trend. “Harga minyak koreksi terbatas dulu, tapi masih dalam tren menguat jika konflik di Irak memanas,” jelas Nizar.

Sepekan ke depan, Nizar memprediksi harga minyak di kisaran US$ 105-US$ 108 per barel. Hingga akhir tahun 2014 nanti harga minyak kemungkinan akan berada di kisaran US$ 100-US$ 103 per barel. Sedangkan Ariston memperkirakan, harga minyak mentah hingga akhir tahun akan berada di kisaran US$ 100-
US$ 103 per barel. 

Editor: Sofyan Nur Hidayat


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*