Uni Eropa-Inggris Bahas tentang Brexit

INILAHCOM, Brussels – Pemimpin Uni Eropa (UE) sepakat pada Kamis (15/12/2016) lalu tentang cara mengorganisasi perundingan dengan Inggris yang diperkirakan akan dimulai dalam empat bulan ke depan.

Beginilah prosesnya, jangka waktu dan cara Inggris memisahkan diri pada 1 April 2016. Pemberitahuan resmi Perdana Menteri, Teresa May tentang pengunduran diri Inggris dari perjanjian UE menurut Artikel 50 sangat penting. Ia mengulangi rencananya untuk memberi tahu di pertemuan pada akhir Maret.

dalam Artikel 50 mengatur waktu dua tahun menuju Brexit. Tanpa kesepakatan, Inggris akan tetap memisahkan diri, namun menyisakan hal yang tidak terurus. Batas waktu dapat diperpanjang, namun hanya jika ada kesepakatan bersama yang kecil kemungkinannya akan terjadi.

UE menginginkan kesepakatan dibuat sebelum pemilihan UE pada Mei 2019. Namun hakim-hakim di London dapat menggangu jadwal PM May atas tawaran hukum untuk memberikan pembuat undang-undang lebih banyak suara pada Brexit. Dinamika politik juga akan bergeser.

Setelah memperoleh pemberitahuan dari May, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, akan mengadakan pertemuan 27 kepala negara dalam beberapa pekan ke depan, pemilu Prancis tanggal 23 April-7 Mei mungkin mempengaruhi penjadwalan.

Sebanyak 27 kepala negara tersebut akan memberikan mandat kepada eksekutif UE, Komisi Eropa, untuk merundingkan tentang petunjuk yang disahkan oleh dewan.

Satu isu dalam argument di Inggris adalah tentang bagaimana pengunduran diri dapat terjadi menyusul referendum tak mengikat pada bulan Juni, apakah London dapat mengubah keputusannya di waktu mendatang dan tetap tergabung dengan UE. Pendapat di London tidak demikian, namun di Brussels sebagian besar berpendapat hal itu dapat terjadi.

Perundingan direncanakan selesai sampai Oktober 2018, UE mempertimbangkan untuk memberikan waktu bagi proses ratifikasi parlementer.

Jika tidak terjadi permasalahan yang berarti, Inggris dan UE akan sepakat dengan syarat pengunduran diri sebelum 2019 dan kesepakatan sementara untuk menghindari gangguan selama negosiasi persetujuan perdagangan yang baru yang diperkirakan oleh ahli dapat memakan waktu hingga lima sampai tujuh tahun.

Terdapat beberapa konsensus yang harus ditetapkan dalam perjanjian pengunduran diri, yang hanya memerlukan dukungan mayoritas dari negara-negara UE, di luar dari hal itu masih belum jelas, utamanya karena apa yang diinginkan oleh Inggris belum jelas. Kesepakatan transisi akan bergantung pada arah tujuan transisi itu sendiri, dan mungkin akan disetujui oleh 27 negara dengan suara bulat.

Bagian penting dalam hubungan di masa depan adalah ketentuan akses ke pasar tunggal UE bagi perusahaan yang berbasis di Inggris, serta sejauh mana Inggris akan menerima pengungsi dari daratan Eropa, arbitrasi oleh hakim-hakim UE, dan membayar dana UE sebagai timbal balik akses.

Pemisahan dan Pembagian hak dan kewajiban. Berikut adalah proiritas UE untuk perjanjian pengunduran diri: 1. Rekening bank dan dana pensiun. Bisnis dan warga negara Inggris berkontribusi pada dan menerima dari UE � pembayaran dana bersih sebesar 10 milyar euro per tahun. Setelah mengundurkan diri, London mungkin harus terus membayar selama beberapa tahun, misalnya untuk membayar pensiun pegawai UE, atau menyetujui namun belum membayar dana tersebut. Perkiraan resmi UE adalah sekitar 50 sampai 65 milyar euro.

2. Ada lebih dari 3 juta warga UE non-Inggris tinggal di Inggris, dan lebih dari satu juta warga Inggris tinggal di negara-negara UE. Kedua belah pihak menganggap deportasi massal tidak mungkin dilakukan. Namun sikap kepala negara UE yang keras terhadap kesepakatan cepat tentang hal ini menunjukkan keengganan untuk menyerahkan kekuatan politik yang besar.

3. Perbatasan. Kedua belah pihak harus menetapkan penghitungan bea cukai bagi barang-barang dan mungkin penyusunan khusus bagi perbatasan darat Inggris-UE di pulau Irlandia.

4. Masalah pengadilan. Di antara beberapa masalah kecil yang akan diselesaikan adalah kasus yang melibatkan Inggris di Mahkamah Hukum Eropa.

PARA NEGOSIATOR Hal ini yang diistilahkan di UE sebagai “Chefsache”, bahasa Jerman untuk “permasalahan para bos”. May dan 27 kepala negara lainnya akan mengambil keputusan-keputusan akhir. Namun, berbagai rincian terlebih dahulu harus dikerjakan oleh para pegawai di bawahnya.

Dewan Presiden, Tusk, mantan perdana menteri konervatif Polandia, akan menjadi ketua dalam pertemuan 27 negara. Partai Kerja Brexit dikepalai oleh staf dewan akan bertindak sebagai penghubung antara para kepala negara dan negosiator utama, Michel Barnier.

Presiden Jean-Claude Juncker dari Komisi Eropa akan memimpin negosiasi yang mendetail dan merancang perundangan. Barnier, mantan perdana menteri Prancis yang membuat London kesal saat komisaris layanan keuangan, menjalankan gugus tugas layanan Brexit. Wakilnya adalah ahli perdagangan Jerman, Sabine Weyand.

Timnya juga akan menampilkan perwakilan dari negara yang mengadakan dewan kepresidenan, Malta hingga Juni, lalu Estonia selama enam bulan, diikuti oleh Bulgaria, Austria, dan Romania.

Parlemen Eropa harus menyetujui kesepakatan apa pun dan mengutus perwakilannya dalam pertemuan untuk mempersiapkan pertemuan tentang Brexit. Parlemen akan terus dikabari seputar perkembangan dari pembicaraan. Tokoh yang menonjol adalah Guy Verhofstadt, mantan perdana menteri liberal Belgia, dipandang oleh London sebagai pendukung eurofederalis. Verhofstadt dan MEP lainnya merasa marah karena tidak mendapatkan peran yang lebih besar dalam perundingan. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*