Ukraina Semakin Tegang, Forex Bergerak Variatif

shadow

Penguatan dolar setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada Selasa malam mengalami hambatan hari ini. Data inflasi AS yang meningkat dari 0,1 persen menjadi 0,2 memang semakin memperbesar peluang dinaikkannya tingkat suku bunga Federal Reserve. Dolar menguat saat itu hingga euro turun ke $1,3788 per dolar, pound sterling terjatuh ke $1,6659, aussie tergelincir ke $0,9336. Sementara terhadap yen dan franc tetap stabil.

Namun hari ini dengan semakin menegangnya konflik di Ukraina dan pasca rilis data-data dari Australia, Tiongkok, Jepang dan Inggris, pergerakan harga di pasar forex bervariasi. Hingga menjelang pertengahan sesi Eropa dolar justru melemah terhadap euro dengan melambungnya mata uang Uni Eropa ini ke $1,3849.

Demikian pula setelah data pengangguran Inggris yang menunjukkan berkurangnya angka para pencari kerja dari 7,2 persen menjadi 6,9 persen, di bawah ambang batas 7 persen yang sebelumnya ditetapkan oleh Bank Sentral Inggris (BoE). Data ini akan semakin menambah peluang dinaikkannya suku bunga Inggris.

Namun di sisi lain, terhadap aussie justru terjadi penguatan dolar Amerika. Aussie masih terus turun hingga ke $0,9331 meskipun aussie sempat mendapat dorongan pasca rilis data PDB Tiongkok yang menurun dari 7,7 persen ke 7,4 persen. Yen jepang juga melemah menjadi 102,35 per dolar. Tampaknya terjadi keraguan, atau mungkin kebingungan, di pasar dalam mengantisipasi ketegangan di Ukraina. Mata uang komoditi dan safe haven juga sebelumnya mulai melemah menjelang data PDB Tiongkok dirilis.

Fokus pelaku pasar hari ini selain perkembangan konflik di timur Eropa tersebut juga kepada pidato Janet Yellen, pimpinan Federal Reserve, untuk melihat peluang langkah kebijakan lembaga ini terhadap kelanjutan program pembelian aset dan tingkat suku bunga.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*