Ukraina kian panas, harga minyak ikut terpaggang

NEW YORK. Harga minyak acuan Eropa, Brent naik setelah keluarnya sanksi tambahan terhadap Rusia terkait dengan krisis di Ukraina. Kenaikan harga Brent juga tersulut adanya seorang pria bersenjata yang melepaskan tembakan di parlemen Libya.

Sementara itu, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS), yakni West Texas Intermediate (WTI) naik sebelum laporan stok minyak dirilis pemerintah AS. Sebagaimana diketahui, AS, Uni Eropa termasuk Jepang kemarin memberikan sanksi terhadap Rusia.

Sedangkan di Libya, negara produsen minyak  menangguhkan pemungutan perdana menteri karena adanya peristiwa penembakan di parlemen. Sementara itu, survei Bloomberg menyebutkan, pasokan minyak mentah AS naik 2,2 juta barel menjadi 399.900.000 barel, kenaikan terbesar sejak 1931.

“Kami berusaha memahami berita terbaru dari Ukraina dan Libya,” kata Michael Wittner, kepala riset pasar minyak Societe Generale di New York. Ia bilang, harga minyak saat ini tergantung kondisi yang terjadi di dua negara tersebut.

Brent untuk pengiriman Juni naik 86 sen menjadi ditutup pada harga US$ 108,98 per barel di London, Selasa (29/4). Sedangkan harga minyak WTI pengiriman Juni naik 44 sen, atau naik 0,4% menjadi US$ 101,28 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sedangkan harga berjangka naik menjadi US$ 102,20 per barel. Minyak WTI ini memiliki selisih harga sebesar US$ 7,70 di bawah harga minyak Brent.

Editor: Asnil Bambani Amri

Sumber: Bloomberg


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*