Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Solikin M. Juhro mengatakan, hampir semua mata uang di dunia melemah terhadap dolar. “Hanya mata uang Thailand yang terapresiasi,” jelas Solikin di Bintan, Sabtu (29/03/2015).
Namun, ujar Solikin, rupiah mengalami penguatan terhadap sejumlah mata uang asing. Berikut daftarnya, menurut data BI pada akhir 2014 hingga 24 Maret 2015:
- Real (Brasil): rupiah mengat 13,6%
- Euro: rupiah menguat 6,2%
- Lev (Bulgaria): rupiah menguat 6%
- Kuna (Kroasia): rupiah menguat 5,8%
- Lira (Turki): rupiah menguat 5,2%
- Leu (Rumania): rupiah menguat 4,2%
- Krona (Islandia): rupiah menguat 2,1%
- Forint (Hungaria): rupiah menguat 1,9%
- Zioty (Polandia): rupiah menguat 1,9%
- Ringgit (Malaysia): rupiah menguat 0,1%
Soal penguatan dolar terhadap rupiah, data BI menunjukkan nilai tukar rata-rata dolar pada periode yang sama adalah Rp 12.770. Ini masih dalam kisaran BI di Rp 12.400-Rp 12.900.
Data BI mengatakan, setiap pelemahan rupiah 1% mendorong ekspor 0,1%. Industri yang ekspornya paling cepat merespons pelemahan rupiah adalah kimia. Setiap 1% pelemahan rupiah terhadap dolar membuat ekspor kimia naik 0,61%. Kedua adalah makanan olahan naik 0,43%, CPO naik 0,37%, dan permesinan naik 0,45%).
Sementara untuk impor, setiap 1% pelemahan rupiah akan menurunkan impor 0,29%. Industri yang paling responsif penurunan impornya adalah barang konsumsi yang turun 0,45% setiap rupiah melemah 1%. Lalu bahan baku turun 0,22%, dan barang modal turun 0,3%.
(dnl/ang)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind