Trump pun Tak Mampu Bendung Kenaikan Wall Street

INILAHCOM, New York – Pelemahan saham sektor kesehatan tidak menghalangi penguatan indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 memperbaiki rekor baru di bursa Wall Street di Rabu (7/12/2016).

Indeks Dow Jones naik 1,5 persen mencatatkan perbaikan rekor ketiga kali berturut-turut setelah ke 297,84 poin ke 19.549.62. Saham Nike Inc naik 3,03 persen, saham Home Depot Inc naik 2,8 persen dan saham Visa Inc naik 2,8%.

Sedangkan saham sektor kesehatan bergerak turun seperti saham Johnson&Johnson turun 0,8 persen, saham Pfizer Inc turun 1,1 persen dan saham Merck turun 0,3 persen. Seperti mengutip marketwatch.com.

Indeks S&P 500 naik 1,3 persen dan mencatat penutupan tertinggi di 2.241,35 dengan kenaikan 29,12 poin. Penguatan terjadi di semua sektor saham kecuali saham sektor kesehatan yang turun 0,8 persen.

Untuk indeks Nasdaq naik 1,1 persen setelah tertekan di awal sesi. Namun mampu berbalik menguat hingga 1,1 persen atau 60,76 poin ke 5.293,76 sebagai penutupan tertinggi sejak akhir November lalu.

Sektor kesehatan melemah setelah presiden AS terpilih, Donald Trump mengancam akan memangkas harga obat. “Aku akan menurunkan harga obat. Aku tidak suka dengan apa yang telah terjadi dengan harga obat,” katanya saat menerima Person of the Year dari sebuah media.

Padahal setelah ada kepastian kemenangan Trump dalam pilpres AS memunculkan hargapan kebijakan yang pro bisnis. Salah satunya peningkatan belanja infrastruktur dan pemangkasan pajak untuk orang kaya.

Direktur Eksekutiv di Instinet LLC, Frank Cappelleri mengatakan investor terjebak dalam gerakan mendatar setelah reli tak terduga dengan kemenangan Trump dalam pemilihan November lalu.

“Mungkin investor melihat beberapa hari jeda sebagai alasan untuk masuk bursa lagi,” katanya. Cappelleri mengatakan alasan lain adalah untuk memperpanjang penguatan karena investor bertaruh pada penurunan setelah pelemahan bulan November.

Faktor lain yang mendukung penguatan adlaah keyakinan terhadap pola penjualan tradisional yang terjadi di akhir tahun tidak dilakukan investor. Sebab investor membat taruhuan pada pajak yang lebih rendah di bawah pemerintahan Trump.

“Siapa yang telah mendapat saham bulan Desember tidak akan menjual saham mereka dan membayar pajak pada bulan April 2017 atau mereka bisa menunggu sampai 2018,” kata Bruce Bittles, analis di Tobert W Baird & Co.

Tentu saja pajak atas keuntungan dari penjualan aset bis alebih tinggi. Tetapi Bittles mengatakan Wall Street berpikir lebih masuk akal untuk menunggu dan melihat yang mengurangi penjualan tradisional saham untuk mengambil keuntungan akhir tahun dan pembelian yang menggembirakan.

“Tampaknya tidak ada yang dapat menghentikan reli bursa,” kata Neem Aslam analis di Thinkmarkets dalam catatannya.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*