INILAHCOM, New York – Keputusan Donald Trump untuk menghentikan sementara imigrasi dari negara tertentu mendapat respon emosional dari CEO Google, Sundar Pichai.
Pichai mengatakan kebijakan tersebut berdampak pada hampir 200 karyawan dan mendesak mereka untuk kembali ke AS. Ke depan kebijakan ini bisa berpotensi membatasi Google dan keluarga mereka.
“Kami khawatir akan memberikan dampak dengan kebijakan ini. Langkah itu dapat menciptakan hambatan untuk membawa bakat besar ke AS,” kata juru bicara Google seperti mengutip cnbc.com
Google masih akan terus mendiskusikan terhadap masalah ini. Sambil menunggu respo pada pengambil kebijakan di Washington dan tempat lain.
Secara terpisah, microsoft juga menyuarakan kekhawatian tentang kebijakan AS yang diumumkan Jumat malam pekan ini. Dampak kebijakan ini akan dirasakan seluruh dunia.
Baik CEO Microsoft, Satya Nadella dan CEO Google berdarah India-AS.
Kami mengkhawatiekan dampak negatif terhadap karyawan kami dari negara yang tercantum tersebut. Semuanya telah berada di AS secara sah. Kami telah aktif bekerja sama dengan mereka untuk memberikan nasihat dan bantuan hukum,” demikian pernyataan raksasa software ini.
Selain itu, Pichai mengatakan setidaknya 187 karyawan Google berasal dari negara-negara yang termasuk dalam larangan tujuh negara, seperti Suriah, Irak, Iran dan Libya. “Urutan pertama bisnis kami adalah untuk membantu karyawan Google yang terpengaruh,” kata Pichai. “Jika Anda di luar negeri dan membutuhkan bantuan, silakan hubungi tim keamanan global kami.”
Pichai menambahkan bahwa itu “menyakitkan untuk melihat biaya personal dari pesanan ini eksekutif di rekan-rekan kami.”
Kebijakan Trump ini memunculkan kecaman dari seluruh dunia. Seorang hakim federal diberikan pernyataan untuk sementara yang memiliki visa yang saham dapat tinggal sementara di AS.
Sementara American Civil Liberties Union memperkirakan hal itu akan mempengaruhi antara 100 dan 200 orang ditahan di atau transit ke bandara AS.
—
Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal
Speak Your Mind