Trump Effect Rontokkan Pasar Minyak Mentah

INILAHCOM, London – Minyak mentah acuan global, Brent jatuh di bawah US$50 per barel pada perdagangan Jumat (2/6/2017). Harga minyak menuju kerugian selama dua pekan berturut-turut.

Investor memiliki kekhawatiran dengan keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk meninggalkan sebuah pakta iklim. Hal ini dapat memicu pengeboran minyak mentah lebih banyak di Amerika Serikat. Hal ini akan meningkatkan pasokan minyak mentah di pasar global.

Benchmark Brent crude futures diperdagangkan pada US$49,39 per barel pada pukul 7:07 am ET, turun US$1,24 dari penutupan sebelumnya. Sementara minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate turun US$1,17 menjadi US$47,18 per barel. Kedua kontrak berada di jalur untuk kerugian mingguan lebih dari 5 persen.

Penarikan AS dari kesepakatan global tengara 2015 untuk melawan perubahan iklim menimbulkan kecaman dari sekutu Washington. Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa produksi minyak AS dapat berkembang dengan lebih cepat.

“Ini bisa mengarah pada pengeboran gratis untuk semua orang di AS dan juga melihat penandatangan lainnya ragu dalam komitmen mereka,” kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di broker berjangka OANDA, seperti mengutip cnbc.com.

Dia menambahkan langkah tersebut dapat mempersulit prospek pasar dengan cara yang “tidak akan menguntungkan harga minyak”.

Produksi minyak mentah AS pekan lalu sudah mencapai hampir 500.000 barel per hari (bpd) di atas tingkat tahun sebelumnya, yang menghambat usaha OPEC untuk menguras timbunan global.

Sepekan yang lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sejumlah produsen non-OPEC bertemu di Wina untuk menggulirkan kesepakatan untuk mengurangi 1,8 juta bpd dari pasar selama sembilan bulan ke depan, sampai Maret 2018.

Tapi harga minyak jatuh setelah kesepakatan tercapai, karena beberapa orang mengharapkan pemotongan yang lebih dalam.

Pada hari Jumat, Igor Sechin, kepala produsen minyak terbesar Rusia, Rosneft, mengatakan produsen minyak A.S. bisa menambahkan hingga 1,5 juta barel per hari untuk produksi minyak dunia tahun depan.

Harga minyak turun sekitar 9 persen sejak keputusan OPEC pada 25 Mei untuk memperpanjang pemotongan. Meningkatnya hasil dari anggota OPEC Nigeria dan Libya, yang dibebaskan dari kesepakatan tersebut, juga mengurangi upaya untuk membatasi produksi.

Dihadapkan dengan kekosongan yang berlarut-larut, OPEC pekan lalu membahas pengurangan produksi hingga 1 sampai 1,5 persen lagi, dan dapat meninjau kembali proposal tersebut jika persediaan tetap tinggi, kata sumber kepada Reuters.

Namun, pasar minyak menerima beberapa dukungan dari data AS resmi yang menunjukkan persediaan minyak mentah negara itu turun tajam pekan lalu karena penyulingan dan ekspor melonjak ke rekor tertinggi.

Stok minyak mentah turun 6,4 juta barel dalam pekan hingga 26 Mei, dibandingkan dengan ekspektasi analis terhadap penurunan 2,5 juta barel.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*