Transaksi Terbatas, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Selasa (4/11) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat tipis satu poin menjadi Rp 12.107 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.108 per dolar AS.  Fluktuasi mata uang rupiah bergerak bervariasi di tengah munculnya kabar harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan segera terealisasi.  Sementara laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup di zona merah. Minimnya sentimen positif baik di dalam dan luar negeri menyebabkan aktivitas pasar tidak terlalu semarak.  Pada perdagangan Selasa (4/11), IHSG ditutup di posisi 5.070,94. Melemah 14,57 poin atau 0,29%.

Menjelang sore mata uang rupiah berada dalam area positif meski poin kenaikannya cukup tipis.  Fluktuasi mata uang rupiah yang cenderung terbatas itu seiring dengan sikap waspada investor menanti data produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang akan dirilis pada 5 November mendatang.  Laju mata uang rupiah juga masih dibatasi oleh spekulasi pelaku pasar keuangan bahwa data tenaga kerja Amerika Serikat yang akan dirilis pada pekan ini akan membaik.  Kondisi itu memunculkan sentimen bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) kemungkinan akan menaikan suku bunganya bisa lebih cepat.

Investor cenderung akan masuk ke dalam investasi produk bentuk dolar AS.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (4/11) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 12.130 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 12.105 per dolar AS.  Tercatat nilai tukar rupiah saat penutupan pasar tercatat di posisi Rp 12.108 per dolar AS. Menguat dibandingkan kala pembukaan pasar yaitu Rp 12.133 per dolar AS.

Dari bursa saham, tidak ada isu yang bisa menggerakkan investor.  Sepinya transaksi terlihat dari frekuensi perdagangan yang hanya 204.276 kali yang melibatkan 4,33 miliar saham senilai Rp 4,85 triliun.  Beberapa saham aneka industri jadi yang paling banyak dilepas investor. Ini menyebabkan sektor ini melemah paling dalam yaitu 1,21%. Sementara hanya ada 3 sektor saham yang mampu bertahan positif yaitu keuangan, konstruksi, dan barang konsumsi.

Di sisi lain, bursa regional bergerak mixed. Namun bursa Jepang menguat tajam karena sentimen stimulus moneter dari bank sentral di Negeri Matahari Terbit.  Berikut perkembangan sejumlah bursa di Asia:  Nikkei 225 menguat 448,71 (2,73%) menjadi 16.862,47, Hang Seng menguat 296,02 (1,25%) ke posisi 23.998,06, KOSPI menguat 13,21 (0,24%) menjadi 5.498,24, dan  Straits Times turun 7,86 (0,24%) menjadi 3.282,98. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*