Transaksi Melambat, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Selasa (21/10) pergerakan nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat 41 poin menjadi Rp 11.991 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.032 per dolar AS.  Mata uang rupiah mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS menyusul spekulasi pelaku pasar uang bahwa perlambatan pertumbuhan global akan menunda kenaikan suku bunga AS (Fed rate).  Seentara laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 11 poin terkena sentimen melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Terpantau kurs Rupiah dalam beberapa hari terakhir mengalami penguatan di tengah pergeseran ekspektasi the Fed terkait waktu penaikan suku bunga AS.  Rupiah masih memiliki potensi menguat sampai pertemuan the Fed pada tanggal 28-29 Oktober mendatang untuk menentukan kebijakan selanjutnya.  Data ekonomi Tiongkok yang tidak terlalu buruk juga meredakan kekhawatiran atas outlook perekonomian global. Produk domestik bruto (PDB) mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,3% pada kuartal III 2014 atau lebih tinggi dari estimasi 7,2%.

Meski  demikian,  pergerakan rupiah cenderung terbatas seiring dengan investor juga menantikan rincian susunan kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menjalankan kebijakannya ke depan. Setelah eforia pelantikan presiden ini, susunan kabinet pemerintahan Jokowi-JK juga diharapkan sesuai dengan ekspektasi pasar. Pelaku pasar keuangan mengharapkan bahwa posisi menteri diisi oleh orang profesional.

Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi I, IHSG turun 19,622 poin (0,39%) ke level 5.020,910 setelah muncul sentimen negatif dari bursa regional.  Pada triwulan III-2014, pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu tercatat 7,3% dibandingkan periode yang sama pada 2013. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 7,5%.  Investor langsung merespons negatif kabar tersebut. Investor asing yang awalnya berburu saham langsung berbalik melepas saham.

Pada akhir perdagangan IHSG ditutup turun 11,188 poin (0,22%) ke level 5.029,344. Sementara Indeks LQ45 ditutup melemah 1,599 poin (0,19%) ke level 853,432.
Tujuh indeks sektoral di lantai bursa jatuh ke zona merah. Tiga sektor masih bisa menguat, yaitu konsumer, konstruksi, dan infrastruktur.

Tercatat Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 173.451 kali dengan volume 4,795 miliar lembar saham senilai Rp 4,728 triliun. Sebanyak 129 saham naik, 159 turun, dan 90 saham stagnan. Bursa-bursa regional berakhir mixed sore hari ini. Aksi jual muncul setelah Tiongkok melaporkan ekonominya yang melambat di triwulan terakhir.

Adapun  situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 anjlok 306,95 poin (2,03%) ke level 14.804,28, Indeks Hang Seng naik tipis 18,32 poin (0,08%) ke level 23,088.58, ndeks Komposit Shanghai melemah 17,07 poin (0,72%) ke level 2.339,66..  Indeks Straits Times menguat 12,46 poin (0,39%) ke level 3.193,51. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*