Toyota Kurangi Produksi Jika Krisis Politik Thailand Tidak Selesai

Toyota Kurangi Produksi Jika Krisis Politik Thailand Tidak Selesai

Toyota Motor Corp dikabarkan akan kembali berinvestasi hingga THB 20 miliar (USD 609 juta) di Thailand. namun, perusahaan asal Jepang ini mengatakan bisa melakukan pemotongan produksi, jika kerusuhan politik di negara tersebut tidak kunjung usai.

Toyota adalah produsen mobil terbesar di Thailand, dengan kemampuan produksi hingga 800.000 kendaraan per tahun. Rencananya perusahaan akan meningkatkan kapasitas tahunan hingga 200.000 kendaraan per tahun selama 3-4 tahun ke depan.

“Namun, investasi baru kami di Thailand tidak mungkin terjadi jika krisis politik yang terjadi saat ini berlangsung lebih lama. Untuk investor asing baru, situasi politik bisa memaksa mereka untuk mencari kesempatan di tempat lain. Namun bagi mereka yang telah berinvestasi seperti Toyota, kami tidak akan pergi. Tapi apakah kami akan terus berinvestasi di Thailand atau tidak, kita tidak yakin,” kata Presiden Toyota Unit Thailand, Kyoichi Tanada yang dilansir BBC.

Thailand adalah pasar mobil terbesar di Asia Tenggara karena dapat memproduksi kendaraan dalam jumlah besar dan merupakan basis ekspor regional untuk produsen mobil top dunia seperti Honda Motor Co dan Ford Motor Co.

Untuk informasi, Thailand saat ini sedang dilanda unjuk rasa berkepanjangan. Di mana para pengunjuk rasa dari pihak oposisi sudah lebih dari dua bulan turun ke jalan untuk menjatuhkan pemerintah Thailand dan memaksa kementerian untuk ditutup. Tidak hanya itu, para pengunjuk rasa juga memaksa Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk turun dari posisinya saat ini.

“Jika kerusuhan sampai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, Toyota akan memangkas produksinya di Thailand sesuai situasi yang ada. Setelah pemerintah shutdown, pengunjung showroom kami menjadi jauh berkurang. Kami siap untuk mengurangi produksi mobil jika situasi politik tidak kunjung membaik,” kata Tanada.

Toyota saat ini diketahui memproduksi sekitar 850.000 mobil di Thailand pada tahun 2013 dan berhasil menjual 445.000 di dalam negeri serta dapat mengekspor 430.000 kendaraan. Tahun ini, perusahaan berencana dapat menjual 400.000 mobil di dalam negeri dan mengekspor 445.000 mobil.

Secara keseluruhan, penjualan industri otomotif di Thailand diperkirakan turun hingga 13,6 persen menjadi 1,15 juta kendaraan pada tahun 2014. Hal ini disebabkan melemahnya tingkat konsumsi dan lambatnya pertumbuhan ekonomi.

Bila benar terjadi, maka penurunan ini akan menjadi yang kedua secara berturut-turut setelah di tahun 2012 mengalami lonjakan penjualan hingga 80 persen karena didorong oleh subsidi pemerintah untuk konsumen yang baru pertama kali membeli mobil.

 

(ra/JA/vbn)

Pic: abc


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*